Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anak Muda Kota Serui Ciptakan Aplikasi Bajalan: Surga Itu Ada di Papua

Kompas.com - 09/06/2020, 15:25 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Aksamina Woisiri asal Kota Serui, Kabupaten Yapen, Provinsi Papua meluncurkan aplikasi "Bajalan" untuk mempromosikan pariwisata di Tanah Papua. Aplikasi "Bajalan" menggabungkan fitur pariwisata dan e-commerce.

Perempuan 27 tahun itu memutuskan membangun usaha sendiri dan menggandeng 4 co-founder yang semuanya laki-laki.

Mereka adalah Ben Kirihio (developer aplikasi), Marsel Kurni (user interface/desain grafis), Marfin Raubaba (fotografer), dan Valdo Arera (public relation dan marketing).

Aksa yang saat ini kuliah manajemen bisnis mengatakan mereka ingin membuktikan bahwa orang Papua bisa berkiprah jika diberi kesempatan,

Baca juga: Deteksi Covid-19 di Transportasi Umum, BPTJ Siapkan Aplikasi Khusus

“Fitur-fitur yang ada di aplikasi itu adalah semua yang dibutuhkan wisatawan. Karena yang saya mau Jual adalah bagaimana saya memperkenalkan potensi pariwisata di Papua, Papua Barat, dan Indonesia yang notabene tidak tereksplor dengan baik,” jelas Aksa dilansir dari VOA Indonesia.

Menurut perempuan yang sekarang tinggal di Sorong, pariwisata di Papua bukan hanya di Raja Ampat. Namun masih banyak potensi pariwisata di Papua seperti di Kaimana, Biak, dan Sorong.

Sejak diluncurkan pada Maret 2020 lalu, aplikasi Bajalan mendapatkan sambutan positif dan saat ini tim Bajalan sedang mendata calon mitra di beberapa kota di Papua.

Aplikasi android ini menawarkan informasi wisata, akomodasi, transportasi, kiliner, toko, serta jasa yang sudah terverifikasi.

Baca juga: Gubernur Sumbar: Aplikasi Injil Bahasa Minang Sudah Hilang, Masyarakat Tahan Diri

Belum terbiasa dengan aplikasi digital

Tim Bajalan yang berbasis di Kota Serui. Kiri ke kanan: Marfin Raubaba (fotografer), Marsel Kurni (desain grafis), Valdo Arera (marketing), dan Ben Kirihio (pengembang aplikasi)Aksamina Woisiri/Bajalan Tim Bajalan yang berbasis di Kota Serui. Kiri ke kanan: Marfin Raubaba (fotografer), Marsel Kurni (desain grafis), Valdo Arera (marketing), dan Ben Kirihio (pengembang aplikasi)
Aksa mengatakan mendirikan perusahaan digital di Tanah Papua bukanlah perkara mudah karena masyarakat papua belum terbiasa dengan aplikasi digital.

“Masih ada beberapa orang yang belum melek teknologi, belum tahu untuk pakai uang digital. Karena kita fokusnya untuk memberdayakan masyarakat Papua juga di bidang teknologi dan teknologi informasi (IT),” jelas Aksa.

Aplikasi Bajalan yang sudah berusia tuga bulan ini menurut Aksa dimulai tanpa modal besar.

Baca juga: Terkait Aplikasi Injil Berbahasa Minang, Gubernur Sumbar Tak Masalah Di-bully Netizen

Untuk itu ia berharap pemerintah baik daerah ataupun pusat memberikan bantuan modal untuk mendukung program kerjasama pariwisata.

“Jadi partner kerja mereka, dan mereka support kita saja. Mereka percaya sama kita terus bekerjasama dengan kita, saya sangat harapkan itu,” kata dia.

Ia juga berharap aplikasi tersebut bisa membantu peromosi wisata di tanah kelahirannya.

“Lewat Bajalan ini pariwisata bisa terpublikasi, bisa diketahui oleh semua masyarakat yang ada di Papua, Indonesia, bahkan internasional. Itu harapan saya, bahwa memang surga itu ada di Papua," katanya.

Baca juga: Gubernur Minta Aplikasi Injil Bahasa Minang Dihapus, Kadis: yang Tidak Mengerti Jangan Ikut Komentar

Indonesia mulai lirik start up Papua

CEO Bajalan, Aksamina Woisiri, menempuh pendidikan ekonomi namun tertarik pada dunia teknologi informasi (IT)Aksamina Woisiri/Bajalan CEO Bajalan, Aksamina Woisiri, menempuh pendidikan ekonomi namun tertarik pada dunia teknologi informasi (IT)
Di luar berbagai inisiatif mandiri seperti Bajalan, Pemerintah Indonesia mulai memberikan perhatian terhadap usaha rintisan digital (start-up) di Papua.

Pada Oktober 2019, Presiden Joko Widodo mencanangkan pembangunan Papuan Youth Creative Hub di Kota Jayapura.

Pusat inkubasi bisnis tersebut menyediakan asrama dan program pengembangan bisnis digital. Pusat pengembangan tersebut akan dijalankan oleh pemuda-pemudi Papua di bawah naungan PT Papua Muda Inspiratif.

Baca juga: Dosen Politeknik Negeri Padang Ciptakan Aplikasi Rekam Jejak Covid-19

Belakangan, inisiatif itu dikritik karena PT Papua Muda Inspiratif adalah usaha yang dijalankan Staf Khusus Presiden Billy Mambrasar.

Namun demikian, Billy tetap melanjutkan upaya pengembangan start-up.

Pada Februari 2020, ia memperkenalkan 24 start-up dan UKM Papua kepada sekitar 100 perusahaan multinasional dari Amerika Serikat, Australia, China dan Eropa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com