Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Prihatin Rob Terus Terjadi, Ibu Muda Menari di Genangan Air

Kompas.com - 09/06/2020, 07:36 WIB
Ari Widodo,
Khairina

Tim Redaksi

 

DEMAK,KOMPAS com -Bukan lagi sebuah hal yang mengherankan bagi warga Demak Jawa Tengah saat pemukiman penduduk di wilayah pesisir kembali dilanda banjir pasang laut atau rob yang besar.

Perubahan garis pantai secara signifikan sudah terpantau hingga mencapai 5 kilometer ke daratan.

Dampaknya, sebuah desa sudah tenggelam dan puluhan lainnya terancam mengalami nasib serupa.

Baca juga: Pantura Jateng Darurat Rob, Ganjar: Bupati/Wali kota Bantu Masyarakat Dulu

Tanda-tandanya adalah adanya gelombang pasang yang secara rutin menyambangi pemukiman penduduk di pesisir wilayah Kecamatan Sayung, hingga Wedung, Kabupaten Demak Jawa Tengah.

Sudah tak terhitung lagi upaya yang dilakukan pemerintah maupun masyarakat untuk menanggulangi fenomena alam yang merugikan hidup warga.

Mulai dari pengurasan dengan pompa, rencana pembangunan tanggul laut, relokasi warga maupun penimbunan tanah supaya permukaan lantai rumah menjadi kering semua sudah dilakukan.

Tetapi tampaknya sia-sia, sebab makin hari rob yang datang saat saat tertentu makin besar dan arusnya makin deras.

Di tengah berbagai wacana penanggulangan rob Demak, masyarakat dibuat terpana ketika seorang seniman asal Desa Purwosari Kecamatan Sayung Kabupaten Demak Jawa Tengah menggelar pertunjukan tari kontemporer di tengah banjir rob yang melanda kampungnya.

Mentari Isnaini, (27) mahasiswi S2 seni tari di sebuah perguruan tinggi di Jawa Tengah ini menyatakan keprihatinan dan membuat rekam jejak atas bencana rob dengan caranya sendiri.

Kostum dan make up minimalis terasa pas ketika perempuan kelahiran Demak, 6 Maret 1993 ini melenggak lenggok di dalam genangan air berlumpur setinggi lututnya.

Sesekali ia hentakkan sampur merah dengan tubuh kuyup terendam air laut yang betah menggenang di sekitar rumahnya.

Tubuh dan jiwanya bergerak seirama. Berteriak dalam diam. Melengkingkan permohonan pada sang pencipta. Melolongkan pertanyaan 'kenapa' dan 'bagaimana' bisa terjadi bencana dalam hidup mereka.

Mentari memberi judul tari itu dengan 'Rob Sayung 13 Mei'.

Tepat di hari itu, saat orang sedang khusyu menjalankan ibadah di bulan Ramadhan, rob datang dengan ketinggian dan arus deras yang lebih dari sebelumnya.

Air menggenang di dalam rumah mereka setinggi 1 meter. Perabot terendam dan banyak yang rusak. Selama hampir 1 bulan, tidur mereka tak tenang karena semua permukaan rumah dipenuhi air keruh dan berbau amis dan busuk.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com