Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Video Viral Warga Tolak Tim Medis yang Akan Lakukan Rapid Test, Ini Tanggapan Dinkes Ambon

Kompas.com - 05/06/2020, 14:21 WIB
Rahmat Rahman Patty,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

AMBON, KOMPAS.com - Sebuah video viral di media sosial berisi mengenai masyarakat yang didominasi ibu-ibu menolak kedatangan tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 yang hendak melakukan rapid test.

Penolakan dan pengadangan itu terjadi di Kawasan Silale, Kecamatan Nusaniwe, Kota Ambon, Maluku.

Terdapat dua video yang viral di media sosial Facebook.

Salah satu video diunggah akun Facebook Anwar Suryana Tijat dengan menuliskan keterangan "Warga Silale tolak rapid test".

Video itu memperlihatkan warga yang mengamuk dan mengadang tim gugus yang akan melakukan rapid test Covid-19 terhadap keluarga salah satu pasien dalam pengawasan (PDP).

Dalam video itu terlihat, warga menutup ujung lorong rumah keluarga yang bakal menjalani rapid test Covid-19.

Terlihat sejumlah spanduk yang dibawa warga dalam aksi itu, salah satunya bertulisan "Covid-19 lahan bisnis".

Baca juga: Jalani Tes Swab, Begini Kondisi Terbaru Wakil Wali Kota Surabaya Selama Karantina

Beberapa peserta aksi terlihat memukul atap rumah untuk mengumpulkan massa.

AA, salah satu anak dari PDP Covid-19, juga ikut dalam aksi itu. AA terlihat berdebat dengan petugas medis yang hendak melakukan rapid test Covid-19 kepada keluarganya.

“Tolak rapid test, jangan ada penipuan di sini, jangan bikin bodoh warga di sini, setelah beta punya bapak punya hasil keluar itu kasih ke kataong (kami), beta butuh hasil lab,” kata AA dalam video tersebut.

Petugas medis terlihat berusaha memberikan penjelasan kepada keluarga korban bahwa rapid test merupakan salah satu cara memutus rantai penyebaran Covid-19.

Saat dikonfirmasi, Kepala Dinas Kesehatan Kota Ambon Wendy Pelupessy menyayangkan penolakan tersebut.

Video penolakan warga  menolak dan menghadang gugus tugas Covid-19 dan tenaga medis di kawasan Silale, Kecamatan, Nusaniwe, Kota Ambon viral di media sosial, Jumat (5/6/2020)Tangkapan layar Video penolakan warga menolak dan menghadang gugus tugas Covid-19 dan tenaga medis di kawasan Silale, Kecamatan, Nusaniwe, Kota Ambon viral di media sosial, Jumat (5/6/2020)

Seharusnya, kata dia, masyarakat bisa bekerja sama dengan pemerintah dan tim gugus tugas demi keselamatan bersama.

“Kejadian itu (penolakan) sangat disayangkan sekali. Kami berharap ada dukungan dan kerja sama dari masyarakat, karena ini dilakukan untuk memutus rantai penyebaran Covid-19 di Kota Ambon,” kata Wendy ketika dikonfirmasi, Jumat (5/6/2020).

Menurutnya, gugus tugas tak bisa bekerja sendiri untuk menangani pandemi Covid-19.

“Karena masalah ini merupakan tanggung jawab bersama sehingga membutuhkan kerja sama dari semua pihak termasuk masyarakat,” katanya.

Sebelumnya diberitakan, Ketua RT setempat, Ruslan Abdul Gani mengatakan, aksi itu sengaja dilakukan sebagai bentuk protes.

Baca juga: Gara-gara Cinta Gadis 17 Tahun, 3 Anggota TNI Keroyok Pelajar SMA, Begini Ceritanya

Sebab, ada salah satu warga daerah tersebut yang berinisial A, belum diizinkan pulang dari lokasi karantina. Padahal, kondisinya cukup sehat.

“Namanya A, sudah 21 hari dikarantina tapi belum pulang padahal kondisinya sangat sehat, lalu tiba-tiba tenaga medis dari Kota Ambon mau lakukan rapid test kepada keluarganya di sini, jadi warga menolak,” kata Abdul Gani, Kamis.

Abdul Gani menjelaskan, A dinyatakan reaktif saat menjalani rapid test Covid-19 di Pasar Mardika sekitar dua pekan lalu.

A langsung dikarantina di salah satu hotel di Ambon. Tim medis telah mengambil sampel cairang tenggorokannya.

“Tapi hasil swab belum keluar sampai saat ini, dan mereka mau melakukan rapid test di sini,” uajrnya.

Video penolakan warga  menolak dan menghadang gugus tugas Covid-19 dan tenaga medis di kawasan Silale, Kecamatan, Nusaniwe, Kota Ambon viral di media sosial, Jumat (5/6/2020)Tangkapan layar Video penolakan warga menolak dan menghadang gugus tugas Covid-19 dan tenaga medis di kawasan Silale, Kecamatan, Nusaniwe, Kota Ambon viral di media sosial, Jumat (5/6/2020)

Sementara itu, AA yang merupakan anak dari PDP yang dikarantina itu, menolak mengikuti rapid test Covid-19 karena hasil swab ayahnya tak kunjung keluar.

AA telah berulang kali dihubungi tim medis yang hendak melakukan rapid test. Tapi, AA menolak dengan alasan tim medis tak mampu menunjukkan bukti tertulis hasil rapid test dan tes swab ayahnya.

“Mereka (tim medis) bilang nanti datang ikut rapid test baru hasil uji lab ayah saya disampaikan, ini kan salah,” katanya.

Aksi tersebut berakhir setelah petugas keamanan mendatangi dan meminta warga membubarkan diri.

Baca juga: Tolak Rapid Test, Warga di Ambon Demo dan Hadang Petugas Medis

Catatan redaksi soal rapid test

Rapid test merupakan teknik pengetesan keberadaan antibodi terhadap serangan kuman di dalam tubuh.

Hasil rapid test tak boleh dan tak bisa digunakan secara mandiri untuk mengonfirmasi keberadaan atau ketiadaan infeksi virus corona SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 di dalam tubuh.

Untuk mengonfirmasi keberadaan virus corona secara akurat dalam tubuh seseorang harus dilakukan tes swab dengan metode PCR (polymerase chain reaction). 

Hasil rapid test adalah reaktif (ada reaksi terhadap keberadaan antibodi) atau non-reaktif (tidak ada reaksi terhadap keberadaan antibodi).

Jika Anda sempat membaca hasil rapid test adalah positif atau negatif, harus dimaknai sebagai positif atau negatif terhadap keberadaan antibodi dalam tubuh, bukan positif atau negatif terhadap keberadaan virus corona penyebab Covid-19.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com