TAKALAR, KOMPAS.com - Muhammad Bil Sabri Rahmat (12) alias Babil bocah yang baru saja lulus sekolah dasar (SD) tidak seperti kebanyakan anak-anak sekampungnya yang menghabiskan waktunya untuk bermain.
Babil harus merawat kedua orangtuanya di gubuknya, Dusun Topejawa Lama, Desa Topejawa, Kecamatan Mangngarabombang, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan.
Ibunya, Karannua Daeng Sunggu (43), mengalami kelumpuhan total sejak 8 tahun lalu akibat infeksi tulang.
"Ibunya tidak bisa apa apa biar tangannya goyang susah karena infeksi tulang," kata Supiana, tetangga Babil, saat berbincang dengan Kompas.com, Kamis (4/6/2020).
Baca juga: Kisah Anak Penderita Hidrosefalus, Menunggak Iuran BPJS hingga Orangtua Kehilangan Pekerjaan
Sementara ayahnya, Kamaluddin Daeng Beta (39) juga mengalami kelumpuhan sejak Desember 2019 akibat stroke.
Segala kebutuhan sehari-hari keluarga harus dijalani oleh Babil, meski usianya masih terbilang anak-anak.
"Anaknya semua yang kerja termasuk mandikan kedua orangtuanya," kata Supiana.
Sebenarnya keluarga kecil ini pernah mengalami kehidupan yang lebih baik.
Puluhan tahun silam Kamal dan istrinya merantau ke Samarinda, Kalimantan Timur, untuk mengadu nasib dengan membuka usaha warung Coto Makassar.
Belasan tahun membina rumah tangga, Babil pun lahir sebagai putra tunggal.
Empat tahun kemudian ibunya mengalami kelumpuhan hingga Kamal harus gulung tikar dan kembali ke kampung halaman.
"Terpaksa pulang kampung karena ibunya kena penyakit di sana (Samarinda)," kata Daeng Rampu, tetangga Babil lainnya.