SURABAYA, KOMPAS.com - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menata sejumlah pasar tradisional agar tetap beroperasi selama pandemi virus corona baru atau Covid-19.
Kepala Satpol PP Kota Surabaya Eddy Christijanto mengatakan, pihaknya bekerja sama dengan bagian perekonomian, PD Pasar, dan jajaran kecamatan, mengawasi dan menata pasar di Surabaya.
Sementara ini, pasar yang sudah ditata dan menerapkan physical distancing adalah Pasar Karang Menjangan, Pasar Pegirian, dan Pasar Tembok Dukuh.
"Sedangkan yang sedang proses ditata atau akan menyusul adalah Pasar Nyamplungan, Pasar Pakis, dan Pasar Pulo Wonokromo. Kami juga sudah melakukan pengawasan di 31 pasar yang ada di beberapa kecamatan," kata Eddy di Balai Kota Surabaya, Kamis (4/6/2020).
Baca juga: Karena Masalah Asmara, 3 Anggota TNI Keroyok Pelajar SMA Sampai Babak Belur
Eddy mengatakan, penerapan physical distancing diutamakan dalam penataan pasar tradisional. Satpol PP dan jajaran lain menyiapkan lahan sementara bagi pedagang untuk berjualan.
Salah satunya, menggunakan jalan yang ada di kawasan pasar.
"Jadi, para pedagang yang ada di dalam pasar, beberapa kami minta untuk berjualan di luar atau di jalan, karena di dalam sudah penuh kalau ditata," ujar dia.
Pemkot Surabaya menandai lokasi berjualan dengan kotak berukuran 2x2 meter. Selain itu, terdapat garis yang menandai jarak antarpedagang.
"Hal ini sangat penting untuk tetap menerapkan protokol kesehatan di pasar-pasar," kata dia.
Satpol PP Surabaya juga melakukan sosialisasi kepada pedagang dan pembeli agar pasar mandiri.
Harapannya, pedagang dan pembeli bisa memiliki kesadaran dan mengawasi aktivitas di pasar tersebut.
"Jika mereka sudah sadar semuanya, maka akan sadar dan bersama-sama pula menjaga lingkungannya. Bahkan, mereka akan menegur para pedagang atau pengunjung yang tidak mengindahkan protokol kesehatan," kata Eddy.
Sementara itu, Kepala Bagian Administrasi Perekonomian dan Usaha Daerah, Agus Hebi Djuniantoro memastikan, tak ada lagi penutupan pasar.
Sebab, para pedagang akan mencari empat lain untuk berjualan jika pasar ditutup. Hal itu, berpotensi menimbulkan masalah baru di tempat lain.
Baca juga: Wakil Wali Kota Surabaya Dikabarkan Berstatus ODP, Gugus Tugas Tracing dan Tes Swab
"Makanya, ke depan akan kami atur dan ditata," kata Hebi.
Hebi menegaskan, pedagang dan pembeli diminta memperbaiki kebiasaan mereka. Seperti, membiasakan diri menggunakan alat pelindung diri, hidup bersih, dan selalu menjaga jarak.
"Kami juga mengatur pembatasan pengunjung pasar, warga senior di atas 60 tahun, Ibu hamil, balita, warga yang punya penyakit dalam, disarankan untuk tidak pergi ke pasar dulu," kata dia.
Ia berharap, protokol kesehatan di pasar terus dijalankan dan perekonomian warga tetap bergerak.
"Inilah yang kami harapkan, dua-duanya bisa jalan," tutur dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.