Harapannya, pedagang dan pembeli bisa memiliki kesadaran dan mengawasi aktivitas di pasar tersebut.
"Jika mereka sudah sadar semuanya, maka akan sadar dan bersama-sama pula menjaga lingkungannya. Bahkan, mereka akan menegur para pedagang atau pengunjung yang tidak mengindahkan protokol kesehatan," kata Eddy.
Sementara itu, Kepala Bagian Administrasi Perekonomian dan Usaha Daerah, Agus Hebi Djuniantoro memastikan, tak ada lagi penutupan pasar.
Sebab, para pedagang akan mencari empat lain untuk berjualan jika pasar ditutup. Hal itu, berpotensi menimbulkan masalah baru di tempat lain.
Baca juga: Wakil Wali Kota Surabaya Dikabarkan Berstatus ODP, Gugus Tugas Tracing dan Tes Swab
"Makanya, ke depan akan kami atur dan ditata," kata Hebi.
Hebi menegaskan, pedagang dan pembeli diminta memperbaiki kebiasaan mereka. Seperti, membiasakan diri menggunakan alat pelindung diri, hidup bersih, dan selalu menjaga jarak.
"Kami juga mengatur pembatasan pengunjung pasar, warga senior di atas 60 tahun, Ibu hamil, balita, warga yang punya penyakit dalam, disarankan untuk tidak pergi ke pasar dulu," kata dia.
Ia berharap, protokol kesehatan di pasar terus dijalankan dan perekonomian warga tetap bergerak.
"Inilah yang kami harapkan, dua-duanya bisa jalan," tutur dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.