Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ratusan Hektare Tambak di Tegal Diterjang Rob, Petani Udang Gagal Panen

Kompas.com - 04/06/2020, 16:37 WIB
Tresno Setiadi,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

TEGAL, KOMPAS.com- Ratusan hektare tambak udang dan ikan di pesisir pantai Kota Tegal, Jawa Tengah turut diterjang banjir rob.

Banjir akibat gelombang tinggi air laut itu sebelumnya juga masuk ke permukiman warga di dua kecamatan sejak Rabu (3/6/2020).

Pantauan Kompas.com, Kamis (4/6/2020), banyak tambak tenggelam seperti di Kelurahan Muarareja, Kecamatan Tegal Barat, dan Kelurahan Panggung dan Mintaragen Tegal Timur.

Baca juga: Perairan Utara Jawa Berpotensi Terjadi Banjir Rob, Ini 5 Faktor Penyebabnya...

Petani tambak sudah sejak pagi memilih menyelamatkan ikan dan udang yang belum siap panen.

Salah satu petani tambak di Muarareja, Laksono (58) mengatakan, belasan hektare tambaknya harus terendam air pasang.

"Udang hilang terbawa arus. Ini kita panen seadanya daripada habis semua," kata Laksono, ditemui di pesisir pantai RW 003, Muarareja, Kamis (4/6/2020).

Laksono mengaku merugi cukup besar. Apalagi, benih udangnya, seharusnya tak lama lagi masuk masa panen.

Baca juga: Kisah Satu Keluarga Pilih Hidup di Desa Tenggelam, Rela Jadi Benteng Terakhir Pantura Demak

Malang, sebelum dipanen udang vanamei hanyut terbawa rob. "Boro-boro untung, balik modal saja sudah baik," kata dia.


Ketua Kelompok Usaha Bersama (KUB) Petani Tambak Gulamah Panggung, Tegal Timur, Teguh Sapari mengungkapkan, di Kelurahan Panggung ada sekitar 30 hektare tambak yang terendam.

"Banyak yang gagal panen. Diterjang rob," kata Teguh.

Teguh memperkirakan ratusan tambak di pesisir pantai Kota Tegal turut tergenang rob.

"Kalau di Panggung saja sekitar 30 hektare, belum di wilayah rain. Perkiraan sampai ratusan hektare," sebut Teguh.

Baca juga: Imbas Gelombang Tinggi Air Laut di Kota Tegal, Ribuan Rumah Terendam Banjir Rob

Baik Teguh maupun Laksono berharap Pemerintah Kota Tegal bisa membantu para petani tambak.

Utamanya agar bisa melakukan pencegahan dengan memasang sabuk pantai termasuk batu pemecah gelombang.

"Harapannya ada perhatian dari pemerintah untuk membantu warga. Karena warga juga memiliki peran penting merawat tepi pantai. Kalau dibiarkan laut semakin ke darat, dan pemukiman warga di pesisir akan hilang," kata Laksono.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tegal mencatat, ketinggian genangan air rob rata-rata 80 sentimeter di sepanjang pesisir pantai Kota Tegal.

Mulai dari pesisir Kelurahan Muarareja, Tegal Barat, hingga Kelurahan Tegalsari dan Kelurahan Panggung Tegal Timur. Sekitar 1.000 rumah terendam.

Baca juga: Pengunjung Pelayanan Publik di Kota Tegal Mulai Membeludak, Jarak Fisik Diabaikan

Rinciannya, 405 rumah dengan 552 kepala keluarga (KK) di Kelurahan Muarareja.

187 rumah dengan 267 KK terdampak di Kelurahan Kelurahan Tegalsari, Tegal Timur.

Kemudian 420 rumah di Kelurahan Mintaragen dan Panggung Kecamatan Tegal Timur dengan 398 KK terdampak.

"Yang mengungsi sudah mulai ada yang kembali ke rumah," kata Kepala BPBD Kota Tegal Yudi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com