Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Karena Masalah Asmara, 3 Anggota TNI Keroyok Pelajar SMA Sampai Babak Belur

Kompas.com - 04/06/2020, 15:36 WIB
Rahmat Rahman Patty,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

AMBON, KOMPAS.com - AS (16), seorang pelajar SMA di Tiakur, Kabupaten Maluku Barat Daya, babak belur dikeroyok tiga oknum anggota TNI yang bertugas di sebuah perusahaan tambang emas di wilayah itu.

Akibat insiden itu, AS mengalami memar di bagian wajah dan sekujur tubuhnya. Selain dipukuli, tiga oknum anggota TNI itu juga menyeret AS di jalan.

Kakak korban, Elson Tiator mengatakan, insiden itu terjadi pada Jumat (22/5/2020). 

Keluarga telah melaporkan pengeroyokan itu kepada Koramil Tiakur dan Pomdam XVI Pattimura melalui surat resmi.

Elson mengatakan, pelaku utama dalam kasus tersebut diduga berinisial M (48) yang menjabat sebagai Babinsa di Desa Hila, Kecamatan Pulau Romang, Maluku Barat Dayat.

“Penganiayaan terhadap adik kami ini terjadi pada Jumat 22 Mei lalu, jadi korban ini juga sempat dibawa ke barak perusahan tempat para pelaku bekerja, lalu mereka mencekik, memukul, dan menganiaya korban di sana,” kata Elson lewat keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Kamis (4/6/2020).

Baca juga: Alasan 5 Warga Banyuwangi Naik Sampan Nelayan ke Bali, Polisi: Tidak Mampu Bayar Rapid Test

Elson menjelaskan, aksi penganiayaan itu disebabkan masalah asmara. Pelaku dan korban berpacaran dengan perempuan yang sama berinisial MS (17).

Karena cemburu, pelaku mengajak dua anggota TNI lain yang bertugas di perusahaan tambang emas untuk mengeroyok korban.

Awalnya, pelaku membawa AS ke depan rumah MS. Mereka lalu mengeroyok AS di depan rumah perempuan tersebut.

“Jadi ini karena cemburu, pelaku ini mengajak dua rekannya yang kebetulan mereka sama-sama bertugas di perusahan, lalu membawa korban ke depan rumah MS lalu menghajarnya. Setelah itu korban diseret lalu dibawa lagi ke barak perusahan dan dihajar dianiaya di sana,” katanya.

Elson berharap Koramil Tiakur dan Pomdam XVI Pattimura menindaklanjuti laporan mereka.

“Kami berharap agar keadilan bisa ditegakkan dan para pelaku bisa segera diproses,” katanya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com