Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bukan Hitam, Tapi Surabaya Zona Merah Tua, Ini Penjelasan Lengkapnya

Kompas.com - 04/06/2020, 13:18 WIB
Michael Hangga Wismabrata

Editor

KOMPAS.com - Pernyataan Ketua Rumpun Kuratif Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jawa Timur, dr Joni Wahyuhadi, soal Surabaya jadi zona hitam menuai protes.

Salah satunya dari Wakil Koordinator Hubungan Masyarakat Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Surabaya M Fikser.

"Ini yang bikin kita jadi bertanya, kenapa Surabaya dikasih itu (warna hitam). Seharusnya dikasih alasan-alasan di Provinsi Jatim," kata Fikser saat dihubungi, Rabu (3/6/2020).

Baca juga: Akhirnya, Mobil PCR yang Membuat Risma Mengamuk, Tiba di Surabaya

Fikser bahkan menyebut, pemberian warna hitam untuk Surabaya tidak memiliki dasar penjelasan ilmiah.

Alasannya, DKI Jakarta yang memiliki kasus lebih banyak dari Surabaya tetap memasang warna merah.

Fikser pun berharap, Pemerintah Provinsi Jawa Timur tak sembarangan memberikan label warna kepada sebuah daerah.

Pemberian label warna, menurutnya, harus sesuai landasan ilmu dan teori yang pasti.

Baca juga: Jadi Zona Hitam, Pemkot Surabaya Minta Penjelasan Pemprov Jatim

Fikser mengaku, Pemkot Surabaya telah bekerja keras untuk memutus rantai penyebaran waba h corona. 

"Kita ini bekerja dan kerja kita ini betul-betul bisa dilihat. Jadi kalau kita sih, kita menyayangkan warna hitam itu karena secara keilmuan tidak dijelaskan," kata dia.

 

Penjelasan Pemprov Jatim

Seperti diberitakan sebelumnya, Joni memaparkan, warna hitam di tampilan peta sebaran Covid-19 di website infocovid19.jatim.go.id menunjukkan kasus Covid-19 di daerah tersebut lebih dari 1.025 kasus.

"Semakin banyak catatan kasusnya, warna di peta sebaran akan semakin pekat hingga berwarna hitam," ujar Joni di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Selasa (2/6/2020).

Saat itu, Joni menjelaskan, hingga Selasa (2/6/2020), jumlah kasus Covid-19 di Surabaya mencapai 2.748 kasus.

Sedangkan daerah dengan kasus lebih dari 1.025 menghitam dalam peta sebaran Covid-19. Beberapa daerah lainnya di Jawa Timur pun berwarna merah pekat, seperti Sidoarjo dengan 683 kasus dan Gresik 183 kasus.

Baca juga: Bus Menganggur karena Corona, Primajasa Tetap Gaji Karyawan dan Tak Ada PHK

Sementara itu, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Timur Benny Sampirwanto mengklarifikasi hal itu.

Menurutnya, peta Surabaya bukan berwarna hitam melainkan merah tua.

Perubahan warna di website infocovid19.jatim.go.id tersebut berjalan otomatis saat mengalami penambahan jumlah kelipatan pangkat 2.   

"Per 2 Juni 2020, Kota Surabaya memasuki zona merah tua, bukan hitam," ujar Benny, Rabu (3/6/2020) malam.

 "Semakin banyak kasus konfirmasi, warna di peta sebaran akan semakin pekat hingga berwarna merah tua," tambahnya.

Baca juga: Gunakan Setrum Rakitan, Warga Tangkap Buaya Senyulong 4 Meter di Jambi

Sementara itu, berdasarkan data dari rilis Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona Achmad Yurianto, Rabu (3/6/2020) sore, pukul 12.00 WIB, jumlah kasus secara wilayah Jawa Timur, sebagai berikut: jumlah pasien positif mencapai 5318, jumlah pasien sembuh adalah 799 dan meninggal mencapai  429 orang.

Penjelasan Risma soal tingginya jumlah kasus Covid-19

Wali Kota Surabaya Tri RismahariniKOMPAS.com/GHINAN SALMAN Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini

Saat di acara Sapa Indonesia Pagi Kompas TV, Senin (1/6/2020), Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini atau Risma menanggapi penyebab Virus Corona di daerahnya begitu banyak.

Risma mengatakan bahwa Surabaya banyak kasus Virus Corona karena banyaknya tes yang dilakukan.

Ia menjelaskan, Pemkot Surabaya mengambil langkah untuk melakukan ke semua orang yang memiliki potensi terjangkit Covid-19. Hal itu memicu jumlahnya bisa menjadi lebih banyak secara cepat. 

"Jadi tadi saya sampaikan begitu kami punya alat maka pasien yang masuk ODR (Orang Dalam Risiko), OTG (Orang Tanpa Gejala), ODP (Orang Dalam Pemantauan), PDP (Pasien Dalam Pengawasan) langsung kita tes semua."

"Kalau kita delay satu minggu, maka dia bisa menular meskipun sudah dikarantina, menular di keluarganya," jelas Risma.

"Mungkin dulu hanya satu di keluarga itu, tapi kemudian karena dia satu rumah tidak dipisahkan, karena kita tidak punya alatnya bahwa dia memang positif, dia kita isolasi karena masuk di kelompok tadi."

"Nah begitu kita tes, maka kemudian yang kita isolasi menjadi confirm, menjadi positif."

"Nah itulah yang tadi saya sampaikan kenapa menjadi besar," jelasnya.

 

 Soal mobil PCR

Ratusan warga menjalani tes Swab gratis yang digelar Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) di halaman Gelanggang Olahraga (Gelora) Pancasila, Sabtu (30/5/2020).Dok. Pemkot Surabaya Ratusan warga menjalani tes Swab gratis yang digelar Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) di halaman Gelanggang Olahraga (Gelora) Pancasila, Sabtu (30/5/2020).

Beberapa waktu lalu, selisih paham antara Pemkot Surabaya dan Provinsi Jawa Timur juga sempat terjadi soal mobil PCR bantuan BNPB. 

Saat itu, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini sempat berang setelah mengetahui mobil PCR dialihkan ke daerah lain oleh Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jawa Timur. 

Risma mengatakan, mobil tersebut sudah terlebih dahulu dipesan langsung kepada Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Doni Monardo. 

Baca juga: Kisah Pilu Siswa SMP Gantung Diri, Diduga Motornya Akan Dijual dan Pengakuan Ayah

Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Jawa Timur, Suban Wahyudiono, di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Jumat (29/5/2020) mengatakan, mobil PCR tersebut tak hanya untuk warga di Kota Surabaya. 

"Sesuai statement kepala BNPB, mobil laboratorium dioperasikan di daerah-daerah di Jawa Timur yang membutuhkan tes swab," kata Kepala Pelaksana BPBD Jawa Timur, Suban Wahyudiono, di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Jumat (29/5/2020).

Mengutip pernyataan Sekjen PDIP-P Hasto Kristiyanto, polemik soal penanganan wabah corona di wilayah Jawa Timur, harus mengedepankan kepentingan dan keselamatan warga. 

"PDI Perjuangan berharap agar Gubernur dan Gugus Tugas Covid-19 Jawa Timur dapat lebih bijak dan mampu melihat skala prioritas atas setiap kebijakannya dengan memerhatikan kepentingan rakyat, tanpa perlu menghadirkan rivalitas politik yang tidak perlu, dan harus menghindari ego kepemimpinan," ucap Hasto.

(Penulis: Kontributor Surabaya, Ghinan Salman | Editor: Dheri Agriesta)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com