Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Pasien Kritis Ditolak 4 RS di Bengkulu, Ini Penjelasan Dinkes dan Pimpinan RS

Kompas.com - 04/06/2020, 11:53 WIB
Firmansyah,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

 

BENGKULU, KOMPAS.com - Kepala Dinas Provinsi Bengkulu, Herwan Antoni mengungkapkan pihaknya telah melakukan rapat khusus secara daring dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) terkait pasien kritis hingga meninggal dunia karena lambannya penanganan sejumlah rumah sakit di daerah itu.

Selanjutnya, secara formal Kemnkes meminta Dinkes Provinsi Bengkulu mengirimkan kronologis kejadian secara tertulisa pada Kemenkes.

"Semua direktur rumah sakit yang terlibat dalam persoalan ini kita ajak rapat dengan Kemenkes. Rapat juga membahas soal kronologi dan klarifikasi dari masing-masing rumah sakit yang disebutkan oleh keluarga korban. Selanjutnya kita diminta mengirimkan kronologis secara tertulis," kata Herwan Antono dalam keterangan persnya secara virtual, Rabu (3/6/2020).

Baca sebelumnya: Rumah Sakit Hanya Fokus Covid-19, Korban Kecelakaan Kritis Berjam-jam hingga Meninggal

Herwan juga mengemukakan dalam perkara ini seharusnya rumah sakit yang merujuk pasein terlebih dahulu harus bisa memastikan penanganan apa yang harus dilakukan dan rumah sakit apa yang dapat dirujuk disertai kelengkapan dan kemampuan rumah sakit yang akan dirujuk.

Kejadian terhadap pasien kecelakaan ini merupakan salah satu contoh kurangnya pemahaman sistem dan mekanisme rujukan. Akibatnya pasien terkesan ditolak.

Menurutnya, seharusnya RS tetap mengambil tindakan karena RS tidak dibenarkan menolak pasien.

"Saya tekankan, semua rumah sakit harus melayani pasien tidak saja Covid-19," ujar Herwan.

Baca juga: Kisah Tragis Pemuda Bengkulu, Kritis karena Kecelakaan, Ditolak 4 Rumah Sakit lalu Meninggal

Penjelasan RSUD M Yunus

Sementara itu Direktur RSUD M Yunus Zulkimaulub Ritonga menjelaskan pihaknya menyebutkan rumah sakit yang ia pimpin tidak menolak pasien tersebut.

Pasien diterima dan dilayani hanya saja sebelum tiba di RSUD M Yunus pasien mendatangi sejumlah rumah sakit yang rumah sakit tersebut tidak ada fasilitas pelayanan bedah saraf.

"Di Bengkulu layanan bedah saraf ada cuma di RSUD M Yunus. Pasien sebelumnya sebelum sampai ke rumah sakit kami, sudah mendatangi sejumlah rumah sakit yang tidak ada layanan bedah saraf. Di Bengkulu layanan bedah saraf cuma ada di RSUD M Yunus. Pada prinsipnya layanan bedah saraf di rumah sakit kami tidak tutup selama pandemi Covid-19," jelasnya.

Baca juga: 4 RS di Bengkulu Tolak Korban Kecelakaan, Dinkes: Kami Akan Beri Peringatan

Sebelumnya diberitakan, satu pasien kecelakaan lalu lintas mengalami kritis di Kabupaten Bengkulu Selatan.

Pasien mendapatkan perawatan di rumah sakit Asyifa, selanjutnya Asyifa merujuk ke RS Bhayangkara di RS Bhayangkara korban tidak dapat dilayani, lalu pihak keluarga membawa ke sejumlah rumah sakit lainnya seperti Tiara Sella, Rumah Sakit Harapan dan Doa (RSHD) milik Pemkot Bengkulu.

Semua rumah sakit tidak dapat melayani karena tidak memiliki fasilitas bedah saraf dan sejumlah alasan penanganan covifd-19. Setelah itu barulah pasien dibawa ke RSUD M Yunus. Di RSUD M. Yunus pasien dilayani namun pasein meninggal dunia. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com