Selain itu, pada 1892 saat terjadi wabah kolera dan 1987 saat terjadi wabah meningitis.
"Kebijakan pembatalan juga diambil karena hingga saat ini Arab Saudi belum membuka akses layanan penyelenggaraan ibadah haji, sehingga kita tidak memiliki cukup waktu untuk melakukan persiapan dalam pelaksanaan pembinaan, pelayanan, dan perlindungan kepada jemaah," kata Saefudin.
"Apabila jemaah haji tetap diberangkatkan, dikhawatirkan dapat mengancam keselamatan mereka," ujar Saefudin.
Kloter pertama sedianya berangkat pada 26 Juni 2020 mendatang.
Namun sampai saat ini pemerintah dari Arab Saudi ternyata tidak kunjung memberikan kepastian mengenai kapan dibukanya pelaksanaan ibadah haji.
Menurut Saefudin, apabila dipaksakan, maka petugas haji akan kewalahan untuk mempersiapkan visa, penerbanganan dan layanan di Arab Saudi selama ibadah berlangsung.
"Belum lagi ditambah keharusan karantina 14 hari sebelum keberangkatan dan saat kedatangan. Waktunya sangat mepet, kalaupun diipaksakan tidak mungkin, karena Arab Saudi tak kunjung membuka akses,” kata Saefudin.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.