Penelusuran lapangan ini penting dilakukan agar pihaknya bisa melakukan rapid test, untuk bisa mengetahui kondisi mereka.
Termasuk, melakukan langkah dan tindakan terbaik yang mesti dilakukan secepatnya dengan tujuan memutus mata rantai penyebaran Covid-19.
"Hari ini akan ada utusan dari kami ketemu BKD Provinsi untuk meminta data itu. Kami memilih jemput bola daripada menunggu. Karena ini kan berkejaran dengan waktu, semakin ditunda maka akan semakin terjadi," kata Fikser.
Ia menegaskan, Pemkot Surabaya terus fokus untuk bisa menekan dan menyelesaikan pandemi Covid-19 mengingat jumlah kasus corona di Surabaya cukup tinggi.
Pelantikan pengawas dan kepala sekolah tingkat SMA seluruh Jawa Timur itu diadakan di Kantor Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Jatim pada 20 Mei 2020.
Video pelantikan itu viral di media sosial dan disebut berpotensi sebagai klaster baru penyebaran Covid-19 di Surabaya.
Dalam pelantikan itu, disebut 240 peserta yang hadir dilantik secara bergelombang.
Beberapa hari setelah pelantikan, salah satu peserta itu meninggal. Peserta itu dimakamkan di Jombang.
Baca juga: Doni Monardo Ungkap Penyebab Peningkatan Kasus Positif Covid-19 di Surabaya
Selain itu, terdapat peserta yang dinyatakan positif Covid-19 di Mojokerto. Peserta itu sedang dirawat di RSUD Kota Mojokerto.
Kepala Dinas Pendidikan Jatim Wahid Wahyudi telah mendapatkan kabar meninggalnya seorang pengawas asal Jombang itu pada Senin malam.
Tapi, ia belum bisa memastikan peserta itu terinfeksi Covid-19 atau tidak.
"Sebagai tindakan antisipasi, kami minta seluruh peserta pelantikan kepala sekolah saat itu melakukan rapid test," kata Wahid, saat dikomfirmasi, Selasa (2/6/2020).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.