Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tenaga Medis Tinggalkan Keluarga, Bertaruh Nyawa, Tak Diizinkan Pulang, tapi Malah Diusir

Kompas.com - 03/06/2020, 15:35 WIB
Rahmat Rahman Patty,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

AMBON, KOMPAS.com - Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Maluku, Meykal Pontoh perihatin terhadap pengusiran tenaga medis di Maluku saat menjalankan tugasnya mengevakuasi PDP Covid-19.

Pontoh mengatakan, masyarakat harusnya sadar bahwa tugas tenaga medis sangatlah berat.

Mereka mempertaruhkan nyawa demi menyembuhkan pasien corona.

“Tenaga medis itu tinggalkan keluarga di rumah, mereka tidak diizinkan pulang ke rumah, mereka bekerja mempertaruhkan nyawa. Jadi kalau masyarakat tidak bisa memahami itu, bagaimana jadinya,” ujar Pontoh saat dihubungi Kompas.com, Rabu (3/6/2020).

Baca juga: Petugas Ber-APD Dibentak, Diusir, dan Hampir Diamuk Warga Saat Evakuasi PDP yang Kabur

Pontoh yang juga seorang dokter ini mengungkapkan, tenaga medis yang bertugas di tengah pandemi corona juga punya hak untuk hidup sehat.

Namun, karena panggilan tugas dan tanggung jawab terhadap kemanusiaan, mereka harus meninggalkan orang-orang yang dicintai.

Baca juga: Petugas Berpakaian APD Diusir dan Nyaris Diamuk Warga, Pejabat Desa: Keluarga Keberatan dan Kurang Nyaman

Menurutnya, kasus pengusiran yang menimpa tenaga medis dan gugus tugas di Maluku Tengah itu menjadi tanda bahwa masyarakat di Maluku belum sepenuhnya menyadari besarnya pengorbanan tenaga medis di tengah pandemi corona selama ini.

Penjemputan terhadap salah seorang PDP di Maluku Tengah yang kabur dari rumah sakit itu telah dilakukan sesuai protap kesehatan penanganan Covid-19.

“Yang dijemput itu kan hasilnya reaktif berdasarkan rapid test. Jadi coba bayangkan bagaimana kalau hasil swab ternyata dia positif, sementara dia sudah berkontak dengan keluarganya, teman-temannya,” ungkapnya.

“Jadi saya mau bilang, tenaga medis itu sebenarnya tidak menuntut hormat dari masyarakat, tapi saling menghargai itu penting sekali. Bayangkan saja mereka punya hak untuk hidup sehat, tapi demi masyarakat mereka meninggalkan keluarga hingga ada yang terpapar virus,” tambahnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com