Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Saksi Penembakan KKB, Cekcok dengan 'Tentara Hutan' karena Ngotot Urus Jenazah Korban

Kompas.com - 03/06/2020, 05:27 WIB
Dheri Agriesta

Editor

 

Keesokan harinya, saksi berangkat menuju lokasi penembakan di Kampung Magataga. Ia ingin mengambil dan membawa jenazah ke Distrik Sugapa.

Tapi, saksi bertemu dengan kelompok lain yang mengaku sebagai 'tentara hutan' di perjalanan. Ia menyampaikan keinginan membawa jenazah.

Namun, kelompok itu tak mengizinkannya. Mereka sempat terlibat adu argumen.

"Sempat terjadi adu mulut antara saksi dengan sekelompok tentara hutan, bahwa Jenazah akan dibuang oleh kelompok di kali Kemabu, tapi pada akhirnya saksi diizinkan untuk membawa jenazah Yunus Sani dengan dikawal oleh kelompok tersebut dari Kampung Magataga menuju seberang Kali Kemabu," jelas Waterpauw.

Sampai di Kali Kemabu, saksi dibantu beberapa warga membawa jenazah ke Kampung Bilai, Distrik Homeyo. Setelah itu jenazah dibawa ke Kampung Mamba, Distrik Sugapa.

Baca juga: Seorang Warga Tewas Ditembak KKB, Kapolda Papua: Pelaku Mengaku Tentara Hutan

Waterpauw memastikan pasukan gabungan akan terus mengejar KKB yang berulah dan mengganggu ketenangan masyarakat.

"Saat ini personel gabungan masih melakukan pengejaran terhadap kelompok Kriminal Bersenjata. Pasca penembakan situasi dalam keadaan aman dan kondusif," kata dia.

Penembakan tersebut merupakan yang kedua kali dalam dua minggu terakhir di Distrik Wandai, Intan Jaya.

Sebelumnya, dua tenaga medis ditembak KKB di Distrik Wandai pada Jumat (22/5/2020).

Kabid Humas Polda Papua Kombes AM Kamal mengatakan, dua tenaga medis itu diadang KKB saat mengantar obat-obatan terkait penanganan Covid-19.

"Kedua tenaga medis tersebut ditembak pada saat hendak mengantar obat-obatan untuk menangani penyebaran Covid-19, dimana kedua tenaga medis tersebut tergabung dalam tim gugus tugas Covid 19 bidang kesehatan Kabupaten Intan Jaya," kata Kamal.

(Penulis: Kontributor Jayapura, Dhias Suwandi)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com