Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Takut Kuburkan Jenazah Saat Pandemi, Warga di Gunungkidul Biarkan Jasad Kakek Berjam-jam

Kompas.com - 02/06/2020, 20:34 WIB
Markus Yuwono,
Khairina

Tim Redaksi

 

YOGYAKARTA,KOMPAS.com- Pada Selasa (2/6/2020) pagi, warga Dusun Plembutan Timur, Desa Plembutan, Kecamatan Playen, Gunungkidul, Yogyakarta dikejutkan dengan kematian Sumo Wiyono (95).

Petugas kesehatan sebenarnya sudah memeriksa jenazah dan dianggap kematiannya tidak berkaitan dengan corona tapi warga takut.

"Sebenarnya petugas dari Puskesmas sudah memeriksa tidak ada mengarah ke Covid-19, tapi kondisi seperti ini warga kami takut," kata Kasi Kesejahteraan Pemerintah Desa Margiyanto, saat dihubungi melalui sambungan telepon, Selasa.

Baca juga: Keributan Kembali Terjadi di RS Pancaran Kasih, Keluarga PDP Mau Ambil Jenazah

Dikatakannya, diperkirakan Sumo meninggal Senin malam, karena hanya tinggal berdua dengan istrinya yang sudah tua.

Mendapatkan laporan warga, pihak pemerintah desa membuat laporan ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gunungkidul. Namun, prosedurnya harus ke Puskesmas, lalu diarahkan ke RSUD Wonosari, dan dari sana diarahkan ke PMI. 

Sampai siang, tidak ada tindak lanjut sama sekali.

Pihaknya, kata Yanto, lalu menghubungi relawan penanganan Covid-19 dan akhirnya dimakamkan dengan petugas menggunakan APD lengkap. Pemakaman selesai pukul 13.00 WIB.

"Jika ada kasus seperti kami, ada tindakan secepatnya dari instansi terkait, kalau ada relawan seperti relawan Gunungkidul seperti ini tadi dihubungi tidak sampai 1 jam sudah datang. Ke depan jika bisa ada prosedur yang memudahkan," kata Yanto 

"Kami sangat berterimakasih sekali kepada Relawan Gunungkidul atas nama keluarga dan pemerintah desa," kata Yanto.

Baca juga: Jenazah Dikerubuti Lalat, Dibunuh Teman Jelang Buka Puasa gara-gara Game Online

Salah satu relawan Gunungkidul Agus Fitrianto mengatakan, ada 6 orang relawan membantu penguburan. Setelah ditutup separuh dan diberikan disinfektan, lalu diserahkan ke warga.

"Tinggal sedikit sudah kita tutup semua, dan disinfektan warga melanjutkan," ucap Agus. 

Ketua Gugus Tugas Penanggulangan Covid-19 Immawan Wahyudi mengaku berterima kasih respon cepat dari Relawan Gunungkidul.

Hal ini mampu mengurangi rasa kekhawatiran warga sekitar.

Relawan Gunungkidul sendiri sudah dibekali sertifikat penanganan Covid-19 dan sudah dilatih untuk penanganan jenazah.

Bahkan, yang pertama kali melakukan pemakaman dengan prosedur Covid-19 adalah relawan Gunungkidul.

"Ketakutan jangan dianggap remeh menurunkan imunitas kalau resah," ucap Immawan

Wakil Bupati ini mengakui personel PMI yang terbatas sehingga belum semua terjangkau. Sebab, jika menguburkan dengan prosedur Covid-19 relawan harus istirahat selama 12 jam dan mobil pun diistirahatkan selama 24 jam.

Termasuk terbatasnya sarana pendukung seperti kendaraan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com