Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Oknum TNI yang Aniaya Buruh Bangunan di Posko Covid-19 Diduga Mabuk

Kompas.com - 02/06/2020, 16:27 WIB
Candra Setia Budi

Editor

KOMPAS.com - Markus Selan (22), pria yang berprofesi sebagai buruh bangunan, warga asal Desa Oe'ekam, Kecamatan Amanuban Timur, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur (NTT), mengatakan, oknum anggota TNI berinisial AB yang menganiaya ia dan temannya Yandres Ferdinan Maunaben (21) diduga mabuk usai mengonsumsi minuman keras lokal jenis sopi.

Dikutip dari Pos-Kupang.com, kata mereka, aroma sopi tercium dari mulut oknum TNI tersebut.

Tak hanya itu, botol dan gelas yang masih berisi sopi sempat dilihat mereka di atas meja saat di posko Covid-19.

"Kami cium bau sopi dari dia (AB) punya mulut. Selain itu, di atas meja juga ada gelas dan botol berisi sopi," kata kedua korban, dikutip dari Pos-Kupang.com.

Baca juga: Detik-detik Polisi Tangkap Oniara Wonda, Anggota KKB Paling Dicari Sejak 2011

Diceritakan Markus, penganiayaan itu berawal saat ia dan Yandres berboncengan sepeda motor dari Desa Nunkolo ke Kecamatan Santian untuk megantar bekal makanan untuk rekan-rekan tukang yang kerja proyek bangunan.

Saat tiba di Desa Naifatu atau di posko Covid-19, ada sejumlah petugas posko lebih dari lima termasuk AB.

Setelah melewati pos Covid-19, keduanya dipanggil AB untuk naik ke atas posko.

"Pak Babinsa panggil kami naik ke atas posko, karena posisi posko di atas bahu jalan kurang lebih 60 sentimeter," kata Markus saat dihubungi Kompas.com melalui telepon, Selasa (2/6/2020).

Begitu mendekat, kata Markus, ia langsung ditendang AB di bagian dada hingga terjatuh di bahu jalan raya.

"Dia tendang saya karena katanya saya cuek sama dia. Harusnya sikap siap baru maju menghadap ke dia. Padahal saya masih simpan kunci motor di saku jaket," ujarnya.

Baca juga: Oknum TNI Aniaya Buruh Bangunan di Posko Covid, karena Korban Cuek

Setelah terjatuh, kata Markus, AB kemudian menyuruhnya untuk kembali naik ke posko, meski dengan kondisi badan lemah.

Namun, karena Markus lama naik ke atas posko, ia kembali ditendang dan jatuh dilumpur.

Setelah itu, ia disuruh guling badan di lumpur berulang kali, kemudian disuruh bawa motor untuk habisin bensin ke kantor desa.

"Waktu saya disuruh bawa motor pergi pulang ke kantor desa, teman saya Yandres dipukul dan ditempeleng kurang lebih 10 kali, serta ditendang satu kali di bagian dada," ungkap Markus.

Baca juga: Seorang Ayah Setubuhi 2 Anak Tirinya hingga Hamil, Terbongkar Saat Ditanya Nenek

Penganiayaan yang dilakukan AB kepada Markus tak hanya sampai disitu saja, setelah sepeda motor yang dikendarai Markus kehabisan bensin, kata Markus, ia disuruh push up sebanyak 20 kali, sambil letakan kepala di tanah, angkat lutut dan berjinjit.

Saat berdiri, sambung Markus, ia langsung dipukul dengan menggunakan pengeras suara jenis toa di bagian kepala hingga darah keluar deras di pakaiannya.

Melihat kondisi Markus berdarah, keduanya pun lalu disuruh melanjutkan perjalanan.

Namun, karena darah terus mengalir dari kepala Markus, mereka pun disuruh masuk ke dalam posko dan kepala Markus dikompres, setelah itu mereka melanjutkan perjalanan ke Santian.

Kata Markus, orangtuanya mendengar kalau dia dianiaya, kemudian ia dijemput pulang ke Nunkolo

"Kami sempat singgah lapor di Polsek Boking dan Pos Rayom Militer Boking tapi tidak direspons sehingga kami langsung lapor ke Polres TTS dan Kodim TTS," ujarnya.

Baca juga: Seorang Istri Ajak 2 Pria Bersetubuh di Rumahnya Saat Suami Sedang Pergi, Digerebek Warga

Sementara itu, Dandim TTS 1621 TTS, Letkol CZI Koerniawan Pramulyo mengatakan, pihaknya sudah menerima laporan itu dan saat ini masih dalam pemeriksaan.

Kata Pramulyo, kasus itu sudah ditangani oleh pihaknya dan dalam proses.

Terkait imbauan untuk anggotanya, Pramulyo menyebut pihaknya masih fokus dalam penanganan Covid-19.

"Kami masih menghadapi Covid-19 Pak. Sebentar lagi kita masuk new normal. Kami sedang sibuk mempersiapkan new normal," ujarnya singkat.

Baca juga: Ini Alasan Istri Ajak 2 Pria Selingkuhannya Bersetubuh di Rumah

 

(Penulis : Kontributor Kupang, Sigiranus Marutho Bere | Editor : Robertus Belarminus)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com