Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Tragis Pemuda Bengkulu, Kritis karena Kecelakaan, Ditolak 4 Rumah Sakit lalu Meninggal

Kompas.com - 02/06/2020, 13:07 WIB
Aprillia Ika

Editor

menandatangani surat tersebut.

"Surat telah ditandatangani namun selama 2 jam selang baru dipasang ke paru-paru. Selama itu kami diminta menunggu, saya sempat marah dan heran mengapa tim medis sibuk mengambil sampel darah adik saya untuk uji Covid-19," ujar Feri.

Pukul 09.00 WIB kondisi pasien drop, medis mengambil tindakan dengan pompa oksigen dan detak jantung hingga pukul 09.10 WIB korban dinyatakan meninggal dunia.

"Saya merasa kecewa penanganan medis terlalu fokus pada Covid-19 sementara pasien lain diluar Covid-19 kurang mendapatkan perhatian, akhirnya adik saya sebagai contoh meninggal dunia karena lambannya penanganan," kisah Feriansyah.

Penjelasan RSUD M Yunus

Direktur RSUD M Yunus, Zulkimaulub Ritonga saat dimintai konfirmasi menyebutkan pihaknya tidak menolak pasien kecelakaan tersebut.

"Pertama kami ikut berbelasungkawa atas kejadian ini. Kedua pasien tidak ditolak tetap kami layani hanya saja di Bengkulu ini pelayanan bedah saraf satu-satunya ada di RSUD M Yunus, dokter bedah saraf hanya ada satu di Bengkulu," katanya, Selasa (02/06/2020).

"Sementara riwayat pasien sebelum ke RSUD M Yunus telah mendatangi beberapa rumah sakit lain yang tidak ada ahli bedah saraf," jelas Zulkimaulub.

Bedah saraf tidak ada berhenti beroperasi bahkan dikatakan dia, pada malam Idul Fitri saja pihaknya masih melakukan operasi bedah saraf. Dikatakannya meski RSUD M Yunus fokus melayani Covid-19 namun bagian bedah saraf dan sejumlah layanan lain tetap dibuka.

"Di media sudah diumumkan bahwa meski fokus Covid-19 layanan bedah saraf tetap melayani pasien," ungkapnya. (Kontributor Bengkulu, Firmansyah)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com