Dokumen lengkap
Sementara itu, perwakilan sopir logistik tersebut, Lambertus Sino mengatakan, petugas posko di perbatasan Nagekeo-Ngada diskriminatif.
Sino menyebut, seluruh sopir logistik ikan dari Maumere telah melengkapi dokumen persyaratan seperti surat jalan dari Dinas Perhubungan, surat keterangan bebas Covid-19, dan hasil rapid test dari klinik.
Lalu, surat izin mengemudi (SIM), surat tanda nomor kendaraan bermotor (STNK), serta surat dari Dinas Kelautan dan Perikanan Sikka.
Tapi, mereka tetap tak boleh lewat.
Sejumlah sopir, kata Sino, sempat bertanya kepada petugas terkait penutupan perbatasan Nagekeo-Ngada itu.
Baca juga: Gubernur NTT: Kita Tidak Butuh Superman, yang Dibutuhkan Supertim
Bukannya mendapatkan jawaban, mereka malah dipukuli petugas.
"Bukan hanya dipukul, kami juga disuruh pasang telinga di knalpot mobil. Mobilnya digas para petugas. Saya sendiri juga jadi korban pelakuan kasar ini," kata Sino.
Sino meminta Bupati Sikka menindaklanjuti perlakuan kasar para petugas tersebut.
"Kami minta bapak Bupati dan Gubernur NTT memikirkan nasib kami ini. Kami mau makan apa kalau tidak bekerja," jelas dia.
Telah mendapatkan informasi
Bupati Sikka Fransiskus Roberto Diogo mengaku sudah mendapat informasi perlakuan kasar yang diterima para sopir ikan tersebut melalui Dinas Perhubungan dan media sosial.