Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dilarang Lewat Perbatasan, Sopir Logistik: Kami Dipukul dan Disuruh Tempelkan Telinga ke Knalpot

Kompas.com - 02/06/2020, 12:00 WIB
Nansianus Taris,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

MAUMERE, KOMPAS.com - Sejumlah sopir penyalur logistik ikan basah dari Maumere menggelar aksi demo di kantor Bupati Kabupaten Sikka, NTT, Senin (1/5/2020). 

Mereka mendapatkan perlakuan kasar dari petugas Covid-19 di pintu masuk Kabupaten Ngada yang berbatasan dengan Kabupaten Nagekeo.

Perlakuan kasar itu didapat saat hendak mengantar ikan ke Ruteng, Kabupaten Manggarai, Minggu (31/5/2020).

Bupati Sikka Fransiskus Roberto Diogo menemui para sopir logistik yang berdemonstrasi di depan kantornya.

Salah satu sopir, Anong mengaku dipukul petugas di Posko Perbatasan Nagekeo-Ngada karena mengambil video.

Baca juga: Risma Pamit, Ini Pesannya untuk Warga Surabaya

Padahal, video itu diambil sebagai bukti laporan kepada atasannya.

"Saya dipukul berulang kali, karena mengambil video di Posko Perbatasan Nagekeo-Ngada," kata Anong saat bercerita di hadapan Bupati Sikka, Senin.

Anong mengatakan, dirinya dan sopir lain telah mengantongi dokumen perjalanan lengkap. Tapi, petugas di posko perbatasan Nagekeo-Ngada tak mengizinkan mereka melanjutkan perjalanan.

Karena dilarang lewat, para sopir terpaksa menggunakan jasa mobil lain untuk mengantar ikan yang mereka bawa ke Ruteng, Manggarai Barat.

Mereka harus mengeluarkan uang sebesar Rp 1 juta untuk membayar jasa pengantaran itu.

"Kami kesal sekali Pak. Kami sudah lengkapi dokumen perjalanan, mereka tetap tidak izinkan lewat," kata Anong.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com