Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hasil Swab Jadi Syarat Pergi ke Jakarta, Warga Bengkulu Mengeluh

Kompas.com - 02/06/2020, 10:32 WIB
Firmansyah,
Farid Assifa

Tim Redaksi

BENGKULU, KOMPAS.com - Surat keterangan hasil swab negatif Covid-19 menjadi syarat bepergian untuk memasuki sebuah wilayah menjadi kebutuhan penting sejak corona menerpa.

Salah satu warga Bengkulu yang memiliki kepentingan ke beberapa daerah di Indonesia mengaku kesulitan mendapatkan syarat tersebut mengingat minimnya fasilitas PCR di Provinsi Bengkulu.

"Saya bekerja di Jakarta rencana untuk kembali bekerja masuk ke Jakarta. Saya diharuskan membawa surat negatif Covid-19 dari hasil swab. Sementara alat PCR uji swab di Bengkulu hanya ada satu yang digunakan, bukan untuk kepentingan seperti saya. Di Bengkulu, PCR diprioritaskan untuk penanganan masyarakat yang terpapar Covid-19," ujar Apriansyah, salah seorang warga Bengkulu, Selasa (2/6/2020).

Baca juga: 37 Tenaga Medis Bengkulu Terpapar Covid-19 Saat Istirahat dan Melepas APD

Menurut Apriansyah, di Bengkulu, alat PCR hanya tersedia di RSUD M Yunus.

Ia menyebutkan, alat itu tidak untuk digunakan kepentingan di luar penanganan masyarakat terpapar Covid-19.

"Saya jadi kebingungan, sementara dalam beberapa pekan ke depan saya harus mulai bekerja di Jakarta," keluhnya.

Heri Supandi, salah seorang pelaku usaha kopi di Bengkulu, mengaku khawatir sulit ke Jakarta karena harus dilengkapi surat bebas Covid-19 melalui swab.

"Alat PCR di Bengkulu cuma ada satu, itu untuk melayani pasien Covid-19, sementara seperti saya tidak kena Covid, namun untuk kepentingan bisnis ke Jakarta, rumah sakit belum bisa pastinya melayani kebutuhan saya sebagai syarat perjalanan, saya bingung," keluh Heri Supandi.

Heri mengatakan, informasi yang ia dapat, untuk mendapatkan hasil lab melalui swab, seseorang harus mengeluarkan uang Rp 2 juta.

"Infonya di luar Bengkulu untuk dapat swab butuh biaya Rp 2 juta. Kalau di Bengkulu tidak ada tes swab mandiri," kata Heri.

Menanggapi keluhan semacam ini, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu Herwan Antoni menyatakan, pihaknya masih harus berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan secara rinci agar tidak terjadi kesalahan.

Ia mengakui alat PCR di Bengkulu memang hanya diprioritaskan untuk penanganan pasien Covid-19, tidak untuk komersial.

"Mencermati adanya persyaratan penerbangan pada saat ini yang mengharuskan adanya uji swab terhadap pelaku perjalanan, terutama lewat udara, tentu kami akan mendiskusikan dengan rumah sakit lainnya bagaimana nantinya," jelas Herwan, Senin (1/6/2020).

Herwan mengatakan, lab PCR yang ada di Bengkulu tersebut fokus untuk pemeriksaan bagi orang dalam pemantauan (ODP), pasien dalam pengawasan (PDP), orang tanpa gejala (OTG), dan hasil contact tracing terhadap orang-orang yang memiliki riwayat kontak erat dengan kasus konfirmasi.

"Saat ini kami belum bisa menyatakan dapat memenuhi (tes PCR) atau tidak (untuk pelaku perjalanan). Karena kita sifatnya adalah tidak komersial dan masih fokus pada pemeriksaan-pemeriksaan sampel program prioritas," ungkap Herwan.

Baca juga: Klaster Sekolah Polisi Masih Menambah Pasien Covid-19 di Bengkulu

Namun demikian, Herwan mengatakan, pihaknya akan mencari solusi untuk pihak-pihak yang akan melakukan penerbangan dan bepergian ke luar Bengkulu.

"Nanti akan kita carikan solusinya bagi masyarakat yang saat ini sangat membutuhkan (hasil tes PCR) karena mereka harus pulang ke daerah Jakarta dan sebagainya," tutup Herwan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com