Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hutan Dirambah Jadi Perkebunan, Orangutan Makan Tanaman Petani

Kompas.com - 01/06/2020, 21:38 WIB
Zakarias Demon Daton,
Khairina

Tim Redaksi

SAMARINDA, KOMPAS.com – Seekor orangutan jantan dewasa ditemukan masuk kebun warga di Bontang Lestari, Kalimantan Timur.

Tepatnya di sebelah kanan Jalan hauling atau jalan perusahaan tambang batu bara.

Orangutan dengan berat sekitar 80 kilogram itu dievakuasi Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kaltim karena makan hasil pertanian warga, Jumat (29/5/2020).

Rido, Pengendali Ekosisten Hutan BKSDA Kaltim mengatakan, akibat pembukaan perkebunan baik perusahaan dan warga, habitat orangutan terancam.

“Di wilayah itu dulunya hutan. Sampai sekarang masih ada. Tapi berkurang atau spot-spot akibat pembukaan perkebunan sawit, jadi sebagian besar sudah rusak,” ungkap Rido saat dihubungi Kompas.com, Senin (1/6/2020).

Baca juga: Sebanyak 130 Orangutan di Pusat Rehabilitasi Terancam Kehabisan Makanan di Tengah Corona

Hutan yang masih tersisa di lokasi itu saat ini kurang lebih 10 – 15 hektar di wilayah itu.

Luasan segitu, menurut Rido, tidak cukup buat orangutan hidup. Oleh karena itu, dia masuk mengganggu pertanian warga.

“Di situ juga ada perusahaan tambang. Cuma lokasi galiannya bukan disitu. Hanya jalannya saja,” sambung Rido.

Saat dievakuasi, orangutan diketahui sedang makan tanaman dan buah-buahan warga di sekitar di Bontang Lestari.

Di lokasi itu, kata Rido, banyak kebun kelompok tani, kepala sawit, jeruk dan lainya.

“Awalnya dilaporkan seorang petani bahwa hasil tanamannya di makan orangutan. Setelah kami telusuri jejak dan kami menemukan orangutan sambil makan nangka diatas pohon,” jelasnya.

Tim BKSDA mengevakuasi menggunakan tembakan bius. Setelah itu dibawa menuju di Balai Taman Nasional Kutai di Jalan Poros Bontang – Sangatta, Kabupaten Kutai Timur.

“Usulan dari dokter hewan kami lepas, guna menghindari resiko cedera jika kami kandangi, karena orangutan liar,” terang dia.

Baca juga: Kisah Mahasiswi Peneliti Orangutan Hope yang Tak Bisa Pulang karena Corona

Tepat di lokasi evakuasi, kata Rido, dulunya adalah hutan dan tempat habibat orangutan.

Namun, pembukaan lahan secara masif baik perusahaan perkebunan, tambang dan lahan masyarakat sehingga membuat orangutan tersisi.

“Kita evakuasi orangutan di wilayah sama sebelumnya pernah dilakukan dua kali,” tutup dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com