Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"New Normal" Sekolah di Jateng Efektif Diterapkan Juli, Bagaimana Skemanya?

Kompas.com - 30/05/2020, 15:00 WIB
Pythag Kurniati

Editor

KOMPAS.com- Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jawa Tengah akan memberlakukan penerapan new normal bagi sekolah di Jawa Tengah mulai Juli 2020.

"Untuk new normal ini kita jalankan secara efektif mulai Juli atau habis libur tahun ajaran baru," kata Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jawa Tengah Jumeri.

Lantas bagaimana rancangan skema hingga persiapan menuju new normal di dunia pendidikan?

Baca juga: Soal New Normal di Mal, Pengelola Siap Ikuti Aturan Pemerintah

Ada latihan implementasi new normal pada bulan Juni

Ilustrasi pendidikan untuk anak-anakThinkstock Ilustrasi pendidikan untuk anak-anak
Jumeri mengemukakan, akan dilakukan latihan penerapan new normal di lingkungan sekolah di Jawa Tengah pada bulan Juni.

Di bulan itu, tepatnya tanggal 12 Juni 2020, siswa dan orangtua bakal diminta hadir untuk mengambil rapor.

"Tanggal 12 Juni, siswa dan orangtua akan menerima rapor sekaligus kita latihan implementasi sekolah new normal," kata dia.

Pada hari itu, simulasi new normal akan dilakukan. Sekolah memberlakukan protokol pencegahan Covid-19 pada orangtua dan siswa yang hadir.

"Setidaknya sekolah bisa simulasi pada satu hari itu ada pengalaman mengelola orang banyak, sesuai protokol kesehatan seperti kontrol masker, jaga jarak, menghindari kerumunan, dan lainnya," papar dia.

Baca juga: Begini Skema Penerapan New Normal di Sekolah di Jawa Tengah

 

Ilustrasi virus corona yang merebak di Indonesia.Shutterstock Ilustrasi virus corona yang merebak di Indonesia.
Alternatif skema yang mungkin diterapkan

Usai simulasi, tepatnya Juli 2020 sesudah libur tahun ajaran baru, new normal di sekolah rencananya mulai dijalankan efektif.

Ada beberapa skema yang mungkin diterapkan. Penerapan bergantung dari karakteristik masing-masing sekolah.

Pertama, sekolah bisa memakai alternatif sistem shift. Artinya tidak seluruh murid di sekolah itu masuk pada satu waktu sekaligus.

Kemudian, sekolah juga bisa menerapkan selang-seling hari.

"Kondisi setiap sekolah kan berbeda-beda. Ada sekolah yang punya siswa banyak dan ada juga yang sedikit. Tergantung kemampuan sekolahnya. Apa mau sistem shift, atau selang-seling ganti hari nanti tergantung sekolahnya masing-masing" tutur dia.

Baca juga: Pemerintah Dinilai Terlalu Paksakan Penerapan New Normal

Koordinasi dengan Dinas Kesehatan dan Dinas Pendidikan

IlustrasiKOMPAS Ilustrasi
Sebelum menerapkan new normal di lingkungan pendidikan secara efektif, sekolah diminta berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan dan Dinas Pendidikan setempat.

Tujuannya, supaya sekolah mendapatkan formulasi dan skema yang tepat untuk menerapkan kegiatan belajar mengajar di tengah pandemi.

Jumeri menambahkan, bagaimana siswa berangkat ke sekolah juga harus menjadi perhatian.

"Kami juga mempertimbangkan siswa berangkat ke sekolah. Seperti ke sekolah dengan apa? Apakah kendaraan pribadi atau angkutan umum juga harus jadi penentuan opsi untuk mengurangi resiko penularan," ujar dia.

Sumber: Kompas.com (Penulis : Kontributor Semarang, Riska Farasonalia | Editor : Khairina)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com