Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Dosen Unpad Masuk Data Penerima Dana Bansos Rp 600.000 Per Bulan: Bingung Bantuan Apa Ini?

Kompas.com - 30/05/2020, 05:15 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Ari Agung Prastowo, dosen Universitas Padjajaran, merasa terkejut saat namanya masuk data warga yang menerima bantuan sosial tuani Covid-19 dari Kementerian Sosial.

Nama Ari muncul di form atau surat tertera keterangan berdasarkan keputusan pemerintah Republik Indonesia. Cq (Casu Quo) Kementerian Sosial Republik Indonesia.

Di surat tersebut tertulis, "Bapak, ibu, saudara-saudari dinyatakan berhak memperoleh bantuan sosial tunai 2020 senilai Rp 600.000 setiap bulan selama tiga bulan."

Baca juga: Dua Dugaan Kasus Korupsi Bansos di Kalbar, Gubernur: Saya Tidak Akan Tolerir

Dilansir dari Tribunjabar.id, Ari mengetahui namanya masuk sebagai penerima bansos dari grup WhatsApp tempat tinggalnya.

Pemberitahuan itu disampaikan melalui koordinator tempat tinggalnya yang mengatakan bahwa ada petugas dari RT yang membagikan form bantuan pada warga terdampak Covid-19.

"Tidak ada awal sebenarnya, karena tiba-tiba kami mendapatkan pemberitahuan di grup tempat tinggal kami," ujar Ari saat dihubungi Tribun melalui ponselnya, di Kota Bandung, Kamis (28/5/2020).

Baca juga: Jokowi: Petani dan Nelayan Miskin Harus Masuk Program Bansos

"Kami yang tinggal di kompleks ini juga bingung, bantuan apa ini yang dimaksud. Setelah kami mendapatkan formnya, ternyata itu berisi tentang bantuan dari tahap satu sampai tahap tiga," katanya.

Dosen yang juga pakar komunikasi politik ini bercerita bahwa ia tidak pernah didatangi pengurus RT dan RW setempat. Bahkan, ia mengaku tidak pernah dimintai data terkait bantuan sosial tersebut.

"Sama sekali tidak pernah dimintai data apa pun. Tiba-tiba saya langsung memperoleh form ini saja," ujarnya.

Dalam surat yang ia terima tersebut terdapat barcode secara bertahap, yakni tahap satu, dua, dan tiga.

Baca juga: Mendagri Terbitkan Surat Edaran soal Pelarangan Bansos untuk Kepentingan Pilkada

Ia menerima surat tersebut pada Kamis sekitar pukul 10.00-11.00 WIB dan diminta mengambil bantuan pada hari yang sama.

"Kami diminta untuk langsung mengambilnya sore ini (Kamis) pukul 16.30 sampai 21.00 WIB di Kecamatan Mandalajati," katanya.

Menyikapi data pribadinya salah sasaran tertera pada daftar bantuan itu, Ari mengatakan, kejadian tersebut harus disikapi dengan bijak.

Ia mengatakan, harus ada proses pembelajaran dari pemerintah pusat hingga level paling bawah untuk mempersiapkan data yang valid untuk penerima bansos.

Baca juga: Protes Pegawai Honorer dan Perangkat Desa Terima Bansos Rp 600.000, Warga Datangi Kantor Desa

"Yaitu perangkat desa, RT/RW. Saya kira pemerintah pusat juga bisa dikatakan terburu-buru. Meskipun saya menangkap bahwa ada iktikad baik pemerintah ingin memberikan bantuan kepada warga yang terdampak langsung adanya Covid-19. Tapi, rupanya pemerintah tidak memiliki kesiapan data valid," ujarnya.

Menurut dia, data yang tidak valid disinyalir membuat bantuan tidak tepat sasaran.

Ia memilih tidak mengambil bantuan tersebut. Dalam waktu dekat, Ari mengaku akan melaporkan kepada pengurus agar dana tersebut bisa dialihkan kepada yang berhak mendapatkan, terutama bagi warga terdampak langsung Covid-19.

Baca juga: KawalBansos.id Terima 259 Aduan Terkait Penyaluran Bansos selama Pandemi

"Saya merasa hak-hak tidak pernah dikurangi oleh pemerintah selama Covid-19 ini. Sehingga, apa yang saya peroleh sebagai PNS sudah jauh lebih dari cukup," katanya.

Dia mengatakan, pemerintah harus melakukan evaluasi menyeluruh terkait data yang dimiliki itu secara jelas.

Dengan demikian, tak terkesan terburu-buru saat membagikan atau distribusi bantuan, tanpa adanya pegangan data yang valid.

Baca juga: Bongkar Tas Paket Bansos untuk Warga Terdampak Covid-19 di Surabaya, Ini Isinya

"Karena ini akan berbahaya, justru bisa dimanfaatkan oleh orang-orang tertentu. Saya berharap, pemerintah melakukan evaluasi mendalam dari level atas sampai perangkat desa. Melakukan kroscek pendataan yang ada," ujarnya.

Dia menilai soal kesalahan data menjadi persoalan serius berkaitan dengan data bansos.

"Pemerintah juga harus memiliki sistem informasi atau basis data yang akurat, sehingga tidak terulang kembali salah sasaran seperti yang saya alami ini," katanya.

 

Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul Dosen PNS Unpad Ini Heran, Data Dirinya Muncul Sebagai Penerima Bansos Covid-19 Rp 600 Ribu

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com