Roza menilai, pasien positif Covid-19 membutuhkan suasana hati yang gembira untuk sembuh lebih cepat.
Ia pernah merasa galau, sedih, dan cemas saat pertama kali dinyatakan positif Covid-19.
"Semua berkecamuk saat saya dinyatakan positif, batin ini menolak, memberontak, menyesali apa yang saya alami, saya akan seperti nantinya, saya khawatir,” kata Roza.
Roza takut Covid-19 merenggut nyawanya.
“Saya merasakan itu semua, dan berkecamuk di benak ini,” terang Roza.
Baca juga: Update Covid-19 di Aceh, Sumut, Sumbar, Riau, Kepri, Jambi, dan Bengkulu 29 Mei 2020
Namun, Roza bersyukur masih memiliki seorang suami yang selalu memotivasinya di saat paling sulit.
Semangatnya pun tumbuh untuk berjuang sembuh dari Covid-19.
“Suami saya menguatkan dan kami sama-sama berjuang bahwa kami harus sembuh, virus ini tidak boleh menang dan kami harus menang. Saya dan suami meyakini ini takdir dari Allah SWT, dan bentuk sayang Tuhan kepada kami,” kata Roza.
Atas keyakinan itu, Roza dan suaminya mengalahkan Covid-19. Mereka rutin menjalankan ibadah saat menjalani isolasi.
”Semua harus semangat, jangan ada lagi kecemasan dihati Bapak dan Ibuk, kami semua mencintai dan menyayanyi serta terus berdoa untuk kesembuhan dari wabah yang dialami saat ini,” jelas Roza.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.