Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terima Kasih Pembaca Kompas.com, Kakak Beradik Lumpuh di Tegal Terima Kebutuhan Pokok

Kompas.com - 29/05/2020, 15:27 WIB
Tresno Setiadi,
Khairina

Tim Redaksi

TEGAL, KOMPAS.com - Kisah pilu Rumini (45) dan Rodiyatun (43), kakak beradik yang lumpuh dan hidup di tengah kemiskinan, di Kota Tegal, Jawa Tengah, menuai simpati berbagai kalangan.

Pemerintah Kota Tegal, termasuk Puskesmas Margadana dan anggota DPRD yang merasa prihatin memberikan bantuan baik berupa uang maupun pemberian kursi roda.

Sejumlah dermawan yang setia membaca Kompas.com, juga turut memberikan uluran tangannya.

Melalui platform Kitabisa.com, bantuan uang sebesar Rp. 8.948.278 berhasil terkumpul.

Baca juga: Terima Kasih Pembaca Kompas.com dan Tribunnews.com Turut Bantu Keluarga Terdampak Covid-19...

Penyerahan bantuan para dermawan pembaca Kompas.com disalurkan langsung ke tangan keduanya melalui Ketua RW 9, Kelurahan/Kecamatan Margadana, Muhrodi (38), beberapa waktu lalu.

Rumini dan Rodiyatun mengaku terharu. Di tengah pandemi virus corona (Covid-19), ia mendapatkan bantuan yang sangat berarti bagi mereka.

Apalagi anak Rumini, Hadi Rusmanto (24), sebagai penopang hidup keduanya saat ini pendapatan hariannya menurun drastis di tengah kebijakan orang untuk tidak keluar rumah.

Hadi bekerja membantu tetangganya berjualan nasi goreng dan mendapat upah harian. Saat seperti sekarang ini, omzetnya sedang anjlok.

"Terima kasih banyak pembaca Kompas.com. Hanya doa yang bisa kami panjatkan," kata Rumini, diamini Rodiyatun yang duduk di kursi roda, serta Hadi dengan mata berkaca-kaca.

Sementara menurut Hadi, ia memang sudah ingin berjualan nasi goreng sendiri. Berbekal pengalaman berdagang nasi goreng bersama majikannya membuatnya ingin mandiri.

"Ingin jualan sendiri. Mungkin nanti beli gerobak dulu," kata Hadi.

Rasa bahagia juga turut dirasakan Ketua RW Muhrodi. Rumahnya yang hanya berjarak sekitar 15 meter membuat ia sangat mengetahui seperti apa beban kehidupan mereka.

"Gunakan sebaik-baiknya. Belanja yang hemat untuk kebutuhan hidup. Jangan lupa terus bersemangat dan berdoa," ujar Muhrodi.

Diberitakan sebelumnya, nasib miris menimpa warga Kota Tegal, Jawa Tengah, Rodiyatun (43) dan Rumini (45), kakak beradik yang dilanda kelumpuhan selama puluhan tahun hidup dalam keterbatasan.

Kedua kakak beradik yang tak memiliki suami ini hanya tinggal bersama Hadi, anak Rumini di sebuah rumah sederhana peninggalan orang tua di RT 3, RW 9, Kelurahan Margadana, Kecamatan Margadana, Kota Tegal.

Sesekali, Rodiyatun duduk di kursi roda dibantu kakaknya Rumini untuk menghilangkan kejenuhan dengan keluar kamar. Rodiyatun tak mampu berjalan.

Sementara Rumini, yang mengalami kelumpuhan di sebagian fisiknya, termasuk tangannya, tak mampu bekerja.

Berbeda dengan Rodiyatun, Rumini mampu berjalan meski tidak layaknya orang normal.

Untuk mencukupi kebutuhan hidup, mereka mengandalkan Hadi. Rumini ditinggalkan suaminya sejak Hadi masih balita. Hidupnya semakin ironis, saat ketiganya tak tersentuh bantuan pemerintah sama sekali waktu itu.

Baca juga: Terima Kasih Pembaca Kompas.com, Dulu Periksa Pasien Pakai Jas Hujan, Kini Bisa Pakai APD

Rodiyatun sebelumnya mengandalkan hidup dari ibunya, Darwinah yang berjualan bumbu di pasar. Sejak ibunya meninggal lebih dari 10 tahun lalu, hidupnya selalu kekurangan.

Keduanya tak lulus SD membuat tak mampu berbuat banyak. Jangankan untuk bekerja, membawa tubuh masing-masing saja susah.

"Saya sakit sudah puluhan tahun, sejak usia 6 tahun. Tapi belum pernah sekalipun tersentuh bantuan pemerintah," kata Rodiyatun, ditemui di kediamannya, Minggu (1/3/2020).

Berobat kalau dulu masih ada orangtua. Sudah usaha kemana-mana. Baik pengobatan dokter maupun alternatif.

"Namun belum sembuh juga," kata Rodiyatun.

Sementara itu, Ketua RW 9, Kelurahan Margadana Muhrodi (38) sudah berulang kali berusaha mengusulkan keluarga Rodiyatun agar mendapatkan bantuan. Baik JKN melalui BPJS Kesehatan, maupun PKH.

"Sejak saya ketua RT sampai jadi Ketua RW. Sudah berulang kali mengajukan ke pihak kelurahan, bahkan Dinas Sosial. Tapi belum ada realisasinya. Padahal mereka sangat layak dapat perhatian pemerintah," pungkas Muhrodi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com