Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 29/05/2020, 14:50 WIB
Hendra Cipta,
Khairina

Tim Redaksi

PONTIANAK, KOMPAS.com - Seorang pria berinisial SA (65) secara tiba-tiba menganiaya anak kandungnya sendiri berinisial FZ (45) dengan parang di rumahnya di Kecamatan Pontianak Utara, Kota Pontianak, Kalimantan Barat, Kamis (28/5/2020) malam.

Kapolresta Pontianak Kombes Pol Komarudin mengatakan, pelaku diduga depresi karena telah lama menderita penyakit stroke.

"Akibat penganiayaan tersebut, korban mengalami luka di bagian kiri kepala dan dijahit sebanyak 15 jahitan," kata Komarudin kepada wartawan, Jumat (29/5/2020).

Baca juga: Viral Ayah Aniaya Anak, Pelaku Sempat Kabur Saat di Kantor Polisi, Dibekuk di Medan

Komarudin menceritakan, peristiwa tersebut terjadi di rumah SA, Jalan Dharma Putra, Kecamatan Pontianak Utara, Kota Pontianak, Kamis malam, pukul 18.30 WIB.

Saat itu, korban FZ bersilaturahmi ke rumah ayahnya SA dan menemuinya di kamar.

"Saat masuk kamar, korban tiba-tiba diserang dengan parang," ucap Komarudin.

Karena penyerangan itu, FZ pun seketika berteriak dan anak korban lain yang berada di teras rumah masuk dan menemukan FZ sudah tergeletak di depan kulkas ruang keluarga.

“Selanjutnya korban langsung dibawa ke Puskesmas 24 jam untuk dilakukan pengobatan,” ungkap Komarudin.

Baca juga: 2 Polisi di Aceh Diperiksa, Diduga Aniaya Pria dengan Gangguan Jiwa

Sementara itu, SA yang hendak diamankan warga, juga melukai dirinya sendiri, mengakibatkan luka dan dijahit dengan enam jahitan.

"Kini, keduanya masih mendapatkan perawatan di puskesmas. Petugas juga masih mendalami motif penganiayaan tersebut, sebab baik korban dan pelaku belum diambil keterangannya," ungkap Komarudin.

Komarudin menjelaskan, berdasarkan keterangan keluarga, antara pelaku dan korban tidak pernah diketahui ada permasalahan.

"Hanya saja pelaku diketahui sedang mengalami depresi karena sakit stroke yang sudah lama dialami dan pelaku jarang mau keluar dari kamarnya,” ujar Komarudin.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di 'Rumah' yang Sama...

Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di "Rumah" yang Sama...

Regional
Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com