Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tweet Bobroknya Penanganan Covid-19 di Surabaya, Dokter RS Royal Minta Maaf dan Terima Sanksi

Kompas.com - 28/05/2020, 13:50 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Pemilik akun Twitter @cakasana membuat utas atau thread tentang bobroknya penanganan Covid-19 di Surabaya.

Pemilik akun diketahui adalah salah seorang dokter di Rumah Sakit Royal Surabaya.

Salah satu yang dikeluhkan oleh pemilik akun tersebut adalah penyedian APD untuk para tenaga medis di Surabaya.

Dia juga mengomentari tentang pemberian telur rebus dan wedang jahe oleh Pemkot Surabaya serta proses pemakaman pasien Covid-19 yang meninggal dunia.

Baca juga: Viral Cuitan Dokter soal Bobroknya Penanganan Corona di Surabaya, Ini Fakta Lengkapnya

Setelah statusnya viral, pemilik akun @cakasana membuat klarifikasi. Ia menulis bahwa rumah sakit tempatnya bekerja sudah mendapatkan APB baik dari Pemkot Suranaya ataupun Pemprov Jatim.

"Klarifikasi: Baru ngobrol sama orang RS dan saya dapat beberapa info akhirnya. Untuk di RS saya bekerja sendiri, kami dapat bantuan dari semua pihak (Pemkot, pemprov, dan pihak2 lain yang tidak bisa disebutkan satu persatu). Untuk ini saya harus minta maaf. Ada kesalahan," tulis akun tersebut.

Sementara itu Jubir RS Royal Surabaya dr Dewa Nyoman Sutanaya mengatakan pihaknya telah memberi sanksi pada dokter yang menulis status tersebut.

Sanksi yang diberikan sesuai dengan peraturan dan prosedur di rumah sakit.

Selain itu Dewa mengatakan pihak rumah sakit meminta maaf dan akan melakukan investigasi internal.

"Kami mohon maaf atas ketidaknyamanan yang terjadi," ujar dia

Tak hanya itu. Dewa juga menjelaskan pihak rumah sakit tidak bertanggung jawab atas pernyataan sang dokter tersebut.

"Pihak Rumah Sakit Royal Surabaya tidak bertanggung jawab terhadap apa pun yang menjadi pendapat atau pernyataan pribadi karyawan rumah sakit di media sosial maupun media lainnya," kata dia.

Baca juga: Surabaya Bisa Jadi Wuhan kalau Warganya Tidak Disiplin

Pemkot Surabaya bagikan 82.651 baju APD

Menanggapi hal tersebut, Wakil Koordinator Hubungan Masyarakat Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Surabaya, M Fikser, memastikan bahwa selama ini Pemkot Surabaya sudah membantu baju alat pelindung diri (APD) sebanyak 82.651 buah kepada 50 rumah sakit rujukan dan non-rujukan serta Labkesda.

"Total ada 82.651 baju APD yang diberikan kepada 63 puskesmas, 50 RS rujukan dan non-rujukan serta Labkesda. Selain itu, kami juga bantu masker bedah, masker N95, face shield, sepatu booth, goggle, sarung tangan, ventilator, dan berbagai peralatan medis lainnya ke rumah sakit-rumah sakit itu," kata Fikser, di Dapur Umum Balai Kota Surabaya, Rabu (27/5/2020).

Namun apakah APD tersebut sampai ke tenaga medis yang bertugas, pihak Pemkot tidak bisa mengintervensinya terlalu jauh.

Baca juga: Seorang Dokter Cuit di Twitter Bobroknya Penanganan Corona di Surabaya, Ini Reaksi Pemkot

"Tapi yang pasti, kami memiliki data semua APD yang diterima oleh Pemkot, langsung hari itu juga didistribusikan ke rumah sakit-rumah sakit itu. Bahkan, Bu Wali Kota sendiri yang membaginya rata-rata sesuai kebutuhan dan kami ada bukti terimanya," ujar dia.

Fikser juga menyebut bahwa sejak awal penanganan Covid-19 yang dilakukan gugus tugas Surabaya selalu terbuka.

"Selain itu, kami juga melakukan penanganan Covid-19 dengan melakukan rapid test massal dan yang reaktif diajukan untuk melakukan tes swab. Ini semua kami buka karena kami tidak ingin seperti gunung es, kami buka tabir ini semuanya," kata dia.

Baca juga: PSBB Surabaya Raya Diperpanjang hingga 8 Juni

Menurutnya, jika ada pihak yang kurang puas atau akan memberikan ide dipersilahkan datang langsung ke Balai Kota Surabaya untuk berdiskusi dengan tim Gugus Tugas Surabaya.

"Jadi, kami sangat menyayangkan kalau itu disampaikan di media sosial karena akhirnya akan menimbulkan persepsi atau pemahaman yang keliru di masyarakat. Kasihan yang terlibat di dalam penanganan ini begitu banyak orang, termasuk dari medis, teman-teman beliau juga,” kata dia.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Ghinan Salman | Editor: Robertus Belarminus)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com