Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Apes Driver Ojol Antar Penumpang Denpasar-Bangli 53 Km, Tak Dibayar, Minuman Diminta sampai Habis

Kompas.com - 27/05/2020, 13:21 WIB
Pythag Kurniati

Editor

KOMPAS.com- Nasib apes dialami seorang pengendara ojek online (ojol) di Bali, Iwan Sugito Pranoto (34) karena tidak dibayar oleh penumpangnya.

Sampai di tempat tujuan, penumpang mengaku tak punya uang karena baru bebas dari tahanan.

Padahal Iwan sudah mengantarkannya dari Kota Denpasar sampai Kabupaten Bangli yang berjarak 53 kilometer.

Baca juga: Driver Ojol 59 Tahun Tertipu Antarkan Purwokerto-Solo, Penumpang Hanya Tinggalkan Sandal

Antar secara offline

Ojek online menggunakna GPS pada ponsel saat berkendara mengantar dan menjemput penumpang. Ojek online menggunakna GPS pada ponsel saat berkendara mengantar dan menjemput penumpang.
Iwan bercerita saat itu dia menunggu pesanan melalui aplikasi.

Sambil berkendara perlahan, tiba-tiba ada seorang lelaki yang memanggilnya di Lapangan Lumintang, Denpasar.

Karena memang sedang sepi, Iwan menyanggupi permintaan penumpang yang minta diantar hingga Bangli.

Sayangnya tak ada kesepakatan soal tarif terlebih dahulu sebelum mereka berangkat.

Padahal dengan jarak puluhan kilometer, Iwan seharusnya bisa mendapat Rp 150 ribu hingga Rp 250 ribu sekali tarik.

"Emang saya enggak pernah pasang tarif untuk orderan offline sejak join GoJek, jadi ya semampunya aja pelanggan bayar, karena kemampuan ekonomi tiap orang beda-beda" kata Iwan saat dihubungi Kompas.com, Selasa (26/5/2020).

Baca juga: 5 Fakta Sosok Mulyono, Driver Ojol yang Ditipu Antar Purwokerto-Solo, Belasan Tahun Jadi Tukang Ojek dan Tak Dendam Dibohongi

Tangkapan layar unggahan Iwan di media sosial Facebook.ISTIMEWA Tangkapan layar unggahan Iwan di media sosial Facebook.

Sempat mengira orang sakit jiwa

Selama perjalanan, Iwan menemukan kejanggalan dari sikap penumpangnya itu.

Bahkan dia sampai mengira bahwa lelaki itu adalah pasien Rumah Sakit Jiwa Bangli.

Sebab sejak awal perjalanan, lelaki itu tampak gelisah dan linglung.

Saat ditanya, jawabannya selalu iya dan terserah.

Ketika ditanya soal arah jalan pun, penumpang itu tak mengetahui dan kembali menjawab terserah.

Karena khawatir, Iwan berharap agar di jalan bisa menemukan posko Covid-19 sehingga mereka disuruh putar balik. Pasalnya penumpang itu tak mengenakan masker.

"Ini bapaknya tanpa masker, siapa tahu kalau kena razia diusuruh putar balik," kata Iwan.

Ketika Iwan nekat memutar balik di kawasan Ubud, penumpangnya pun tak memberikan respons. Tetap saja dia bilang tidak mengetahui jalan pulang.

Baca juga: Driver Ojol Mulyono yang Ditipu Antar Penumpang Purwokerto-Solo Jalani Rapid Test, Hasilnya Non-Reaktif

Minta maaf tak bisa bayar

ilustrasidiego_cervo ilustrasi
Akhirnya penumpang itu minta agar diturunkan di depan Pasar Bangli.

Bukannya memberi uang, lelaki itu hanya meminta maaf kepada Iwan karena tidak mampu membayar ojek.

"Saya enggak bisa bayar Pak, baru lepas dari tahanan, belum tentu keluarga menerima saya," kata Iwan menirukan penumpang itu.

Di tengah perjalanan pun, lelaki itu sempat meminta botol minumannya. Air dalam botolnya pun dia minum sampai habis dan botolnya dibuang begitu saja.

"Waktu berhenti, bapak ini langsung ambil minuman saya, Pak saya haus, saya minta ya," kata Iwan menirukan.

Namun dia mengaku sudah mengikhlaskan kejadian itu.

"Saya jawab, ya enggak apa-apa, saya ikhlas dan sudah firasat," kata Iwan.

Sumber: Kompas.com (Kontributor Bali, Imam Rosidin | Editor: Dheri Agriesta)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com