Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Pemudik yang Lebaran di GOR Tempat Karantina: Sedih, Rasa seperti Dipenjara, Berkorban

Kompas.com - 24/05/2020, 16:14 WIB
Fadlan Mukhtar Zain,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

PURWOKERTO, KOMPAS.com - Alunan takbir menggema dari pengeras suara yang terpasang di beberapa sudut kompleks GOR Satria Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Sabtu (23/5/2020) malam.

Hari kemenangan bagi umat Islam tinggal menunggu hitungan jam, tetapi sebanyak 152 pemudik yang sedang menjalani karantina di tempat tersebut tak bisa merayakannya bersama keluarga tercinta.

Pemudik dari berbagai kota itu harus menyelesaikan masa karantina.

Tujuannya satu, yaitu untuk memutus mata rantai sekaligus menghindari penyebaran virus corona (Covid-19) di tanah kelahirannya.

Baca juga: Semua Korban Kapal Tenggelam di Laut Aru adalah Pemudik yang Hendak Ber-Lebaran

Namun, kesedihan yang dirasakan para peserta karantina sedikit terobati dengan acara makan opor bersama Bupati Banyumas, Achmad Husein, Minggu (24/5/2020) pagi.

Sambil duduk lesehan, "keluarga baru" ini berbagi cerita dengan bupati.

Salah satu pemudik asal Desa Suro, Kecamatan Kalibagor, Kabupaten Banyumas, Sumarni mengungkapkan, Lebaran kali ini tidak dapat berkumpul keluarga.

Bahkan, sekadar bertegur sapa melalui telepon untuk mengobati rindu pun tak bisa.

"Saya sudah empat hari di sini. Ya sedih, ingin pulang. Enggak bawa HP, ingin hubungi anak enggak bisa. Saya kan anaknya kerja di Jogja, belum ketemu, mau hubungi enggak bawa HP, lupa," tutur Sumarni.

Dari atas velbed, Sumarni hanya bisa melangitkan doa agar anak-anaknya selalu dalam keadaan sehat.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com