Mengalami kendala
Menurut Yanu, pihaknya menemui berbagai kendala di lapangan. Misalnya, ada yang sulit diajak berkomunikasi dan merasa acuh.
Meski begitu, menurut Yanu, pihaknya tidak menyerah untuk tetap menyampaikan sosialisasi kepada masyarakat.
"Kewajiban kita tetap menyampaikan sosialisasi kepada masyarakat agar mereka paham terhadap aturan-aturan PSBB. Ketika ada yang melakukan pelanggaran juga kita tindak," ujar dia.
Baca juga: Cerita Penggemar di Balik 3 Patung Didi Kempot
Selain itu, pihaknya bersama puskesmas juga aktif melakukan pelacakan di lapangan.
Ketika diketahui ada warga yang terkonfirmasi positif Covid-19 dan masih berada di rumah, maka ia berkolaborasi dengan RT/RW dan pekerja sosial untuk menjemput pasien dan dibawa ke rumah sakit.
Hal sama juga dialami Camat Krembangan Agus Tjahyono.
Ia mengatakan, pada Dinkes Surabaya menggelar rapid test massal, banyak warga yang tiba-tiba menghilang dari rumahnya.
"Jadi pada saat tes cepat, banyak yang hari H itu mereka menghilang dari kampungnya. Ibaratnya, dari sekitar 50 orang, yang datang itu hanya sekitar 30 orang. Jadi 20 di antaranya itu ternyata saat kami cari di rumahnya itu tidak ada," kata Agus.
Tak hanya itu, Agus mengaku kesulitan saat proses mobilisasi warga ke rumah sakit untuk dilakukan isolasi.
Menurut dia, ada saja warga yang menolak saat dirawat dan diisolasi ke rumah sakit.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.