Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Angka Kematian akibat DBD Lebih Tinggi dari Covid-19 di NTT

Kompas.com - 24/05/2020, 14:30 WIB
Sigiranus Marutho Bere,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

KUPANG, KOMPAS.com - Angka kematian akibat demam berdarah dengue (DBD) di Nusa Tenggara Timur (NTT) lebih tinggi daripada akibat virus corona atau Covid-19.

Hal itu disampaikan Kepala Biro Humas dan Protokol Sekretariat Daerah Provinsi NTT Marius Ardu Jelamu dalam keterangan resmi kepada sejumlah wartawan di Kantor Gubernur NTT, Sabtu (23/5/2020).

"Kita melihat angka kematian DBD di NTT begitu tinggi, tapi kita tidak sepanik dengan virus corona yang angka kematian masih sangat sedikit. Kita begitu panik, sementara DBD yang menimbulkan banyak kematian kita justru tidak panik," ujar Marius.

Baca juga: Surat Pemkot Malang Dianggap Tidak Resmi, Masjid Agung Gelar Shalat Id

Hingga saat ini, penderita DBD di NTT berjumlah 5.267 orang.

Dari jumlah itu, 53 orang meninggal dunia.

Sedangkan, jumlah pasien positif corona di NTT sebanyak 82 orang.

Dari 82 kasus itu, 1 orang meninggal dan 7 orang dinyatakan sembuh.

Sedangkan sisanya masih menjalani perawatan di sejumlah rumah sakit di NTT.

Baca juga: Zona Hijau Belitung Tak Bertahan Lama, Ada Klaster Corona dari Bangladesh

Aktivitas sosial dan ekonomi

Menurut Marius, dalam waktu dekat ini semua instansi termasuk sekolah akan segera beraktivitas seperti biasanya.

Namun, masih perlu dikaji lagi antara Pemerintah Provinsi dan Kabupaten serta Kota untuk memastikan waktu yang tepat, termasuk juga dengan sejumlah antisipasi pencegahan virus corona.

Marius mengatakan, hal ini bukan berarti pihaknya menyepelekan virus corona.

"Sama sekali kita tidak sepelekan corona, tapi paling tidak mau membesarkan hati kita bahwa meski kita diam dan berada di dalam rumah, virus ini tetap ada d luar rumah dan di sekitar kita. Apakah selamanya kita akan berdiam diri di rumah? Ini tentu menjadi diskusi kita bersama," kata Marius.

Menurut Marius, Gubernur dan Wakil Gubernur NTT ingin agar semua aktivitas pemerintahan dan pengelolaannya termasuk sekolah bisa berjalan seperti biasa.

Salah satu alasannya, karena dampak sosial dan ekonomi yang timbul dari virus corona sudah cukup terasa.

Hal itu memaksa semuanya untuk bekerja kembali seperti biasa.

Apalagi, menurut Marius, anggaran yang ada saat ini sangat terbatas, karena sebagian dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) fokus pada penanganan corona.

"Kami terus mengkaji kemungkinan untuk buka kembali sekolah, apakah Juni atau Juli. Pekan depan, Bapak Gubernur akan mengadakan telekonferensi dengan para bupati dan wali kota untuk membahas ini,"kata Marius.

Marius mengatakan, tujuan utama pemerintah adalah menciptakan masyarakat NTT yang sehat dan sejahtera.

"Pemerintah ingin rakyatnya tetap survive, memiliki daya tahan dan stamina, sosial, ekonomi, mentalitas yang kuat untuk bisa memecahkan masalah, ataupun berhadapan dengan masalah apapun termasuk virus corona," kata Marius.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com