Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selama PSBB Dumai, PKL Tetap Tak Boleh Jualan sampai Tengah Malam

Kompas.com - 20/05/2020, 18:45 WIB
Idon Tanjung,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

PEKANBARU, KOMPAS.com - Ratusan pedagang kaki lima alias PKL Pasar Senggol di Jalan Jenderal Sudirman, Kota Dumai, Riau, menolak jam berdagang dibatasi saat penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB). 

Meski ada penolakan, petugas gabungan tetap tidak memperbolehkan pedagang berjualan hingga tengah malam.

Hal itu disampaikan Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Kasatpol PP) Kota Dumai Raden Bambang Wardoyo saat berbincang dengan Kompas.com melalui sambungan telepon, Rabu (20/5/2020).

"Kita tetap menegakkan peraturan wali kota, yaitu pedagang hanya boleh berjualan sampai pukul 20.00 WIB," ucap Bambang.

Baca juga: Viral Video PKL dan Warga Tolak PSBB Kota Dumai, Ini Alasannya

Menurut dia, saat ini cuma pedagang Pasar Senggol yang menolak usahanya dibatasi. Mereka tetap meminta berjualan hingga pukul 00.00 WIB selama momen Lebaran.

Sementara pesar tradisional lainnya sudah mulai tertib dan mengikuti peraturan pemerintah.

Namun, permintaan pedagang Pasar Senggol tetap tidak bisa dikabulkan, karena saat ini tengah antisipasi wabah virus corona atau Covid-19.

"Ini kan demi kebaikan kita bersama. Kalau kita biarkan berjualan sampai tengah malam, kita khawatirkan makin banyak orang berkerumun di pasar, dan corona makin banyak menyebar. Sebagai antisipasi, makanya aktivitas pasar dibatasi," jelas Bambang.

Baca juga: Cegah PHK, Wali Kota Madiun Izinkan Restoran dan PKL Layani Makan di Tempat

Dia mengaku paham betul dengan kondisi pedagang ketika mau hari raya Idul Fitri seperti saat ini. 

Bahkan, setiap tahun menjelang Lebaran adalah kesempatan bagi pedagang untuk mencari keuntungan yang lebih besar di pasar.

"Saya sangat mengerti dan memahami pedagang kalau udah mau Lebaran ini. Tapi kan sekarang ini mau bagaimana, kita dalam kondisi corona. Jualan pun dengan modal besar sampai tengah malam, tapi tak ada yang beli untuk apa. Semalam saya lihat di pasar itu sudah mulai sepi pembeli," tutur Bambang.

 

 

 

Pedagang hanya dibatasi berjualan malam

Dia menjelaskan, pedagang hanya dibatasi berjualan pada malam hari, sedangkan waktu siang sama sekali tidak dibatasi.

Namun, sebut Bambang, pedagang mengaku jualannya kurang laku pada siang hari. Kebanyakan masyarakat di Kota Dumai belanja kebutuhan Lebaran pada malam hari.

"Ya, mungkin karena mereka belum terbiasa. Mengubah kebiasaan itu memang agak susah. Kita mengerti kok kalau pedagang menolak dibatasi. Tapi, saya lihat sebagian pedagang sudah mulai paham," akuinya.

Bambang mengatakan, untuk saat ini pihaknya tidak menertibkan pedagang yang berjualan hingga tengah malam. Itu dilakukan untuk mencegah terjadinya ketegangan antara petugas dan pedagang.

 

Baca juga: Gubernur Sumsel Tegaskan, Pelaksanaan Shalat Id Tetap Dilakukan di Rumah

Namun demikian, aktivitas pasar tetap dipantau untuk mengantisipasi kerumunan penjual dan pembeli.

Selain itu, pedagang dan pembeli juga diminta wajib mengikuti protokol kesehatan, di antaranya jagak jarak fisik atau physical distancing dan pakai masker.

"Yang jelas kami mengajukan sama Polantas dan Dishub bikin rekayasa lalu lintas di jalan protokol di kawasan pasar. Kalau gang-gang di perumahan itu sudah dipasang portal. Jadi sekarang jalan tengah kota, terutama jalan protokol, nanti bagaimana caranya mengurangi aktivitas lalu lintas," pungkas Bambang.

Baca juga: Kasus Positif Covid-19 di Sumsel Tembus 597 Orang, Penularan Berasal dari Klaster Keluarga

Diberitakan sebelumnya, penerapan PSBB di Kota Dumai, Riau, mendapat penolakan dari sejumlah pedagang kaki lima (PKL) dan warga.

Aksi penolakan itu berlangsung pada Senin (18/5/2020) malam atau hari pertama penerapan PSBB. Beberapa video aksi penolakan sempat beredar di media sosial.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com