Bahkan, menurutnya, saat penangkapan tersebut, para santri dan warga sekitar mengaku nyaris terpancing ketika ratusan aparat gabungan menjemput Bahar bin Smith pada malam dini hari itu.
"Ya tahu sendiri kita santri yang namanya bela guru dan agama itu sudah siap mati dah. Kita enggak takut sama petugas yang membawa senjata saat habib dijemput, tapi karena habib dan kuasa hukum meredam, jadi kita terima saja," jelasnya.
Baca juga: Detik-detik Penangkapan Bahar bin Smith, Dijemput Brimob Bersenjata Lengkap
Setelah dijemput oleh petugas, Bahar langsung dijebloskan ke Lapas Khusus Gunung Sindur.
Bahar ditempatkan di Blok A kamar 1.4 dengan tingkat keamanan super ketat atau high risk, kemudian ia dipindahkan ke Lapas Nusakabambangan.
"Iya benar (pindah penahanan) tadi malam jam 22.30 WIB," ucap Mulyadi saat dihubungi Kompas.com, Rabu (20/5/2020).
Menurutnya, pemindahan itu atas perintah dari kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Jawa Barat.
Untuk alasannya kenapa dipindahkan ke Nusakambangan, kata Mulyadi, bisa ditanyakan ke Kanwil.
"Saya enggak tahu," ujarnya.
"Yang jelas Bahar saat dipindahkan dikawal oleh polisi, Dirjen pas dan dari Lapas kita semua kurang lebih 10 orang," tambahnya.
Kepala Bagian Humas dan Protokol Ditjen Pemasyarakatan Rika Aprianti mengatakan, alasan dipindahkannya Bahar ke Nusakambangan murni untuk kepetingan pengamanan dan pembinaan kepada Bahar.
Pemindahan itu, sambungnya, sebagai konsekuensi dari pelanggaran terhadap asimilasi yang telah diberikan.
Pasalnya, setelah ditangkap dan ditahan di Lapas Gunung Sindur pada Selasa dini hari, kata Rika, simpatisan pendukung Bahar berkerumun di Lapas Sindur memaksa untuk bertemu dengan Bahar.
"Simpatisan berkerumun, berteriak-teriak, dan melakukan tindakan provokatif yang menyebabkan perusakan fasilitas negara berupa pagar lembaga pemasyarakatan," kata Rika, Rabu.