Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

1,1 Juta Debitur di Jabar Ajukan Relaksasi Kredit Selama Pandemi

Kompas.com - 20/05/2020, 10:36 WIB
Reni Susanti,
Farid Assifa

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com – Hingga kini, lebih dari 1,1 juta debitur di Jawa Barat mengajukan penundaan atau relaksasi kredit kepada bank dan industri keuangan lainnya.

Mereka adalah salah satu dampak dari virus corona (Covid-19) yang memukul sektor ekonomi, sehingga masyarakat kesulitan membayar cicilan.

"Total pengajuan penundaan atau relaksi kredit di Jawa Barat mencapai Rp 61,5 triliun dengan jumlah debitur 1,185.417 ," ujar Kepala Otoritas Jasa Keungan (OJK) Jabar Triana Gunawan saat dihubungi Rabu (20/5/2020).

Baca juga: 14.394 Debitur di Eks Karesidenan Pekalongan Diberi Keringanan Kredit

Triana menjelaskan, dari jumlah itu, sebanyak 665.917 pengajuan sudah seelsai diproses. Sisanya, masih dalam evaluasi perbankan atau industri keuangan lainnya.

Agar relaksasi kredit disetujui, ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi, seperti seberapa besar Covid-19 memengaruhi usaha seseorang.

Sebab, tidak semua pengajuan relaksasi disetujui. OJK mencatat, sampai 15 Mei 2020 ada sekitar 1.410 debitur yang ditolak perbankan dan lembaga keuangan lainnya.

Triana mengungkapkan, secara keseluruhan, saat ini kinerja dan kondisi sektor jasa keuangan Jabar di tengah pandemi Covid-19 masih terjaga.

Ini ditunjukkan dengan intermediasi sektor jasa keuangan yang membukukan kinerja positif dan profil risiko industri jasa keuangan yang tetap terkendali.

Salah satu pelaku UMKM, Sunarya mengaku, usahanya sangat terpukul karena Covid-19. Kini penghidupannya mengandalkan bantuan dari kedua anaknya yang bekerja.

“Saya nggak bisa usaha. Pernah maksain jualan, malah rugi. Akhirnya saya makan seadanya dari bantuan anak. Mana saya masih ada cicilan ke bank,” ungkapnya.

Baca juga: Aduan yang Diterima Ombudsman, dari Bansos Tak Merata hingga Tak Jelasnya Relaksasi Kredit

Dibantu anaknya, Sunarya mengajukan relaksasi kredit. Persyaratan yang harus dipenuhi berat dan membuatnya pusing.

“Nggak tahu, anak saya yang urus. Katanya masih dalam proses. Tapi kata anak saya, kalau dihitung-hitung, relaksasi ini tidak banyak membantu debitur,” pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com