Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Pemudik Nekat Berjalan Kaki dari Jakarta ke Solo, Tak Punya Pilihan akibat Terkena PHK

Kompas.com - 19/05/2020, 22:33 WIB
Setyo Puji

Editor

KOMPAS.com - Maulana Arif Budi Satrio (38), warga Kelurahan Sudiroprajan, Kecamatan Jebres, Solo, Jawa Tengah, nekat mudik dari Jakarta ke Solo dengan berjalan kaki.

Hal itu terpaksa ia lakukan karena tidak ada bus yang beroperasi.

Diceritakan Maulana, sebelum memutuskan untuk berjalan kaki itu, ia mengaku sempat mendapat tawaran menggunakan armada Elf.

Namun, tawaran itu ia tolak karena tarifnya dianggap terlalu mahal.

"Saya mencoba naik angkutan umum, tapi sangat mahal, Rp 500.000 tarifnya. Terus yang datang bukan bus tapi Elf, dan penumpangnya melebihi kapasitas," kata Rio ketika ditemui Kompas.com di Gedung Graha Wisata Niaga Solo, Jawa Tengah, Selasa (19/5/2020).

"Akhirnya saya minta uangnya. Paginya saya berangkat lagi pinjam kendaraan pribadi. Sampai di Cikarang harus balik, harus ribut dulu sama petugas. Saya tetap mengotot untuk pulang karena di-PHK tidak ada pendapatan, terus mau ke mana?" sambung Rio.

Baca juga: Kena PHK dan Uang Habis, Sopir Bus Mudik Jalan Kaki 440 Km dari Jakarta ke Solo

Kondisi itu sempat diceritakan kepada temannya. Mendengar keluhan itu, temannya yang merasa iba sempat memintanya untuk mengurungkan niatnya pulang kampung.

Tapi karena tidak ingin merepotkan, akhirnya ia memutuskan untuk nekat pulang kampung dengan berjalan kaki.

Pilihan itu ia ambil dengan berbagai pertimbangan. Salah satunya karena sudah tidak ada penghasilan saat harus tinggal di Jakarta.

Sementara biaya hidup di Ibu Kota cukup tinggi dan masih harus membayar uang kontrakan setiap bulan.

Karena pertimbangan itu, tekadnya semakin bulat. Ia berangkat dari Cibubur, Jakarta Timur pada Senin (11/5/2020) setelah shalat subuh. Dan tiba di Gringsing, Batang, Jawa Tengah, pada Kamis (14/5/2020).

 

Selama empat hari berjalan kaki itu, diakuinya tak sedikit warga yang ditemuinya saat beristirahat di tengah perjalanan terkejut.

"Saya pernah ditanya mau ke mana? Saya jawab mau ke Solo. Mereka terkejut. Ada yang minum sampai kesedak. Terus saya mau bayar, pemilik warung tidak mau dibayar," paparnya.

Baca juga: Fakta Bahar bin Smith Kembali Ditangkap, Baru Bebas 3 Hari dan Langgar Ketentuan Asimilasi

Meski sempat tertatih-tatih berjalan kaki dengan menempuh jarak 440 kilometer dari Jakarta hingga Batang, namun ia mengaku bersyukur akhirnya bisa pulang kampung dengan selamat.

Setelah sampai di Gringsing, ia singgah di tempat temannya. Baru keesokan harinya atau pada Jumat (15/5/2020) ia diantarkan oleh temannya menggunakan kendaraan ke Solo.

Setibanya di Solo, ia langsung diarahkan untuk menjalani karantina selama 14 hari di Graha Wisata Niaga karena baru tiba dari luar kota.

Di lokasi karantina milik Pemkot Solo itu, ia mengaku merasa nyaman. Sebab, semua kebutuhannya terjamin.

"Di sini teman-teman yang juga menjalani karantina itu sudah seperti keluarga. Makan terjamin, tidur nyaman, saya dapat kasur baru yang masih diplastik. Jadi benar-benar luar biasa bagi saya. Sangat memanusiakan manusia," ucap Rio.

Penulis : Kontributor Solo, Labib Zamani | Editor : Khairina

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com