Bahkan, sambung dia, APP Sinar Mas sudah bekerja sama dengan Forum Harimau Kita (FHK), serta pihak berwenang seperti BKSDA Riau, BKSDA Jambi, Balai Taman Nasional Berbak-Sembilang serta unsur TNI dan Polri, untuk menjalankan operasi sisir jerat di wilayah konservasi dan sekitar wilayah konsesi kami.
Operasi tersebut telah dijalankan bersama para pihak dan juga rutin, setidaknya sebulan sekali secara mandiri, di sejumlah wilayah di Riau, Jambi, dan Sumatra Selatan.
"Melalui operasi patroli ini, tim berhasil menemukan dan membongkar pondok-pondok liar yang menyimpan alat pikat, perangkap atau jerat untuk spesies burung dan spesies mamalia besar, serta mengamankan seluruh alat jerat yang ditemukan. Menurut catatan kami selama program ini berlangsung sudah ditemukan sebanyak 70 jerat yg sudah diamankan oleh tim," sebut Dolly.
Selain itu, tambah dia, perusahaan juga menjalankan sosialisasi rutin kepada warga setempat tentang konservasi keragaman hayati yang dilindungi, pencegahan konflik dengan satwa liar, dampak negatif perburuan ilegal, dan mata pencaharian alternatif yang lebih berkelanjutan.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, seekor harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae) liar ditemukan mati terjerat, Senin (18/5/2020).
Kepala BBKSDA Riau Suharyono mengatakan, harimau tersebut mati di areal konsesi atau perusahaan di Desa Minas Barat, Kecamatan Minas, Kabupaten Siak, Riau.
"Harimaunya kita temukan sudah mati terjerat di lahan perusahaan inisial AA," sebut Suharyono dalam konferensi pers di BBKSDA Riau di Pekanbaru, Senin malam.
Dia menyebut harimau ini berusia satu setengah tahun berjenis kelamin jantan. Kondisi kaki harimau sudah hampir putus dan membusuk.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.