Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Relawan Pemakaman Jenazah Covid-19, Makan Sahur Pakai Sisa Nasi Semalam

Kompas.com - 19/05/2020, 18:34 WIB
Markus Yuwono,
Dony Aprian

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Relawan BPBD dan PMI Gunungkidul, Yogyakarta, harus bekerja ekstra keras untuk pemakaman jenazah Covid-19.

Selama hampir 24 jam, mereka harus bekerja dan merelakan menyantap sahur dengan nasi sisa semalam.

Koordinator Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Gunungkidul Surisdiyanto menceritakan ada dua tim dari BPBD dan PMI Gunungkidul yang bertugas menguburkan jenazah Covid-19.

"Setiap hari mereka siaga di Kantor BPBD Gunungkidul, jika diminta langsung berangkat menuju ke titik lokasi yang ditentukan," ujarnya saat dihubungi wartawan, Selasa (19/5/2020).

Baca juga: Pemakaman Jenazah PDP Corona Molor karena Ditolak Warga, Ini Kronologinya

Seperti biasa Senin (18/5/2020) mereka sudah siaga sejak pagi hari.

Cuaca tampak mendung di sekitar kantor yang berada di Bangsal Sewokoprojo.

Panggilan masuk untuk pemakaman jenazah pertama kali sekitar pukul 05.00 WIB seorang laki-laki berusia 56 tahun, dan Pasien Dalam Pengawasan (PDP) yang meninggal di RSUD Wonosari.

Selama dua jam penuh, mereka bekerja untuk menguburkan jenazah menggunakan Alat Pelindung Diri (APD).

Tim kedua di hari yang sama juga berangkat sekitar pukul 06.00 WIB memakamkan PDP di Kecamatan Semin.

"Total dari hari Senin sampai hari ini tadi (Rabu 20/5/2020), ada 12 jenazah yang dimakamkan menggunakan standar Covid-19," kata Suris.

Baca juga: Pelanggar PSBB Sidoarjo Akan Dijadikan Relawan Pemakaman Jenazah Pasien Covid-19

Sebagai seorang relawan, kata dia, rela meninggalkan keluarga demi menjalankan tugas.

Pada Selasa (19/5/2020) dini hari Suris mempersiapkan menyantap sahur bersama rekan sesama relawan.

Sebelum menggunakan APD, mereka makan sahur sekitar pukul 02.15 WIB.

Makan sahur lebih awal ini untuk mengantisipasi ada panggilan masuk.

Benar saja, sekitar pukul 03.00 WIB ada panggilan masuk untuk menguburkan jenazah laki-laki, usia 66 tahun masuk kategori PDP.

Suris menceritakan, pemakaman saat ini harus berjuang cukup berat karena jarak dari rumah duka hingga ke lokasi pekuburan sekitar 5 kilometer.

"Kalau tidak makan sahur dulu nanti repot, pas waktu longgar makanan semalam makan untuk sahur. Karena jika sudah menggunakan baju hasmat kami tidak bisa apa-apa," ucap Suris.

Ketua PMI Gunungkidul, Iswandoyo mengatakan, pihaknya menggandeng tim dari BPBD Gunungkidul untuk proses pemakaman Covid-19.

Adapun jumlahnya hingga sekarang sudah mencapai 40 jenazah.

Jenazah tidak hanya berasal dari dalam daerah, tapi ada juga yang berasal dari luar daerah seperti Jakarta, Semarang dan lainnya.

Terdapat 30 relawan yang bertugas untuk pemakaman jenazah Covid-19.

Jumlah tersebut dibagi tiga kelompok dikarenakan dalam sehari bisa melakukan pemakaman di tiga lokasi berbeda.

"Apalagi waktu pemakaman banyak dilakukan saat malam hari," kata Iswandoyo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com