Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Duduk Perkara 60 Tenaga Medis Ogan Ilir Mogok Kerja, Berawal dari APD Minim dan Masalah Intensif

Kompas.com - 19/05/2020, 06:06 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Sebanyak 60 tenaga medis di Rumah Sakit Umum Saerah (RSUD) Ogan Ilir, Sumatera Selatan mogok kerja sejak Jumat (15/5/2020).

Mereka kemudian mendatangi DPRD setempat pada Senin(18/8/2020).

Kedatangan mereka sebagai bentuk protes terkait perlindungan mereka saat menangani pasien Covid-19.

Tak hanya itu. Mereka mempertanyakan terkait transparansi insentif yang mereka dapatkan.

Baca juga: RSUD Ogan Ilir Minta Tenaga Medis yang Mogok Kembali Bekerja Rawat

Menurut sumber Kompas.com, risiko yang diterima para petugas medis tersebut tak sebanding dengan kesejahteraan yang diterima.

Gaji yang mereka terima hanya Rp 750.000 per bulan. Sementara alat pelindung diri (APD) di rumah sakit tersebut sangat minim.

Bahkan insetif yang dijanjikan pemerintah daerah setempat dinilai tidak jelas.

“Tenaga paramedis tidak mau melaksanakan perintah pihak rumah sakit karena tidak ada surat tugas, selain itu tidak ada kejelasan soal insentif bagi mereka. Mereka hanya menerima honor bulanan sebesar Rp 750 ribu, sementara mereka diminta juga menangani warga yang positif Covid-19,” jelas sumber tersebut.

Baca juga: Puluhan Tenaga Medis Ogan Ilir Mogok Kerja dan Mengadu ke DPRD

Ilustrasi rumah sakitWavebreakmedia Ilustrasi rumah sakit
Hal tersebut dibenarkan oleh Dita Puji, seorang tenaga medis dari bagian Instalasi Gawat Darurat (IFG) RSUD Ogan Ilir, seusai bertemu dengan anggota Komisi IV DPRD Ogan Ilir.

“Pertama soal transparansi insentif atau uang lelah yang tidak diketahui rinciannya. Kedua masalah perlindungan karena sebagai garda terdepan penanganan Covid-19 kami butuh perlindungan APD yang standar. Ketiga rumah singgah yang representatif untuk kami berganti pakaian sebelum pulang ke rumah,” kata Dita Puji, Senin.

Ia juga menepis tuduhan pihak manajemen RSUD Ogan Ilir yang mengatakan jika mereka mogok kerja karena takut menangani pasien Covid-19.

“Tidak benar kalau dikatakan kami takut menangangi pasien Covid-19, kami garda terdepan pak, tidak hanya Covid-19 tapi kami menangani seluruh pasien tertular,” jelas Dita Puji.

Baca juga: APD Minim dan Hanya Dibayar Rp 750.000 Per Bulan, 60 Tenaga Medis Mogok Kerja Saat Diminta Tangani Pasien Corona

Hal tersebut menanggapi pernyataan Direktur RSUD Ogan Ilir Roretta Arta Guna Riama, Minggu (17/5/2020).

Roretta sempat membantah berita yang mengatakan bahwa mogoknya tenaga medis itu karena soal insentif, APD yang tidak standar atau soal rumah singgah yang tidak tersedia.

Kala itu Roretta mengatakan penolakan tenaga medis itu karena mereka ketakukan menangani pasien Covid-19.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com