Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Tengah Pandemi, Petani Karet Bintan Masih Bisa Ekspor ke China dan Amerika

Kompas.com - 18/05/2020, 13:10 WIB
Hadi Maulana,
Farid Assifa

Tim Redaksi

TANJUNGPINANG, KOMPAS.com - Di tengah lesunya ekonomi dunia akibat pandemi corona atau Covid-19, ekspor karet Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau (Kepri), justru terus meningkat singnifikan.

Kementerian Pertanian melalui Karantina Pertanian Tanjungpinang kembali memfasilitasi sertifikasi ekspor karet lempengan asal Kabupaten Bintan ke berbagai negara.

Kepala Badan Karantina Pertanian Ali Jamil melalui telepon mengatakan, karet senilai Rp 34,4 miliar milik PT Pulau Bintan Jaya yang dikapalkan melalui Pelabuhan Sri bayintan kijang, Bintan, diekspor ke berbagai negara.

"Di antaranya 1.824 ton diekspor ke Malaysia, China, Jepang, Montenegro, Kanada hingga USA," kata Ali melalui telepon, Senin (18/5/2020).

Baca juga: Gubernur Babel: Kami Fokus Kembangkan Durian Jadi Komoditas Ekspor

Badan Karantina Pertanian mencatat bahwa telah terjadi peningkatan permintaan karet yang diolah oleh PT PBD di pulau Bintan, Kepri, sebanyak 11 persen dibandingkan ekspor karet tahun 2019 di periode tersebut.

Tahun 2019 pada kuartal pertama tercatat ada 5.484 ton, sedangkan di tahun 2020 sudah 6.109 ton.

"Secara ekonomi pun ada peningkatan hingga 29 persen, di mana tahun 2019 nilai ekonominya Rp 98,7 miliar, sedangkan di tahun 2020 sudah mencapai Rp 127,5 miliar," terang Ali.

Lebih jauh Ali mengatakan, peningkatan ekspor komoditas karet lempengan ini patut kita syukuri, karena hal ini tentu berimbas juga kepada petani karet dan pekerja pengolahan karet.

"Di tengah pandemi Covid-19 banyak lini usaha harus tutup, namun usaha di sektor pertanian tetap tumbuh karena sedang dibutuhkan sebagai penyedia bahan pangan maupun bahan baku," terang Ali.

Berbeda, Kepala Karantina Pertanian Tanjungpinang Donni Muksidayan malah menilai, tren ekspor komoditas pertanian dari Tanjungpinang tidak terpengaruh meskipun di tengah pandemi Covid-19.

Dijelaskannya, pada bulan Januari  2020, ekspor karet kita sebanyak 463,6 ton yang nilainya Rp 8,5 miliar dengan frekuensi dua kali, bulan Februari 2.745 ton yang nilainya Rp 52,7 miliar dengan frekuensi 24 kali.

"Kemudian bulan Maret sebanyak 1.763 ton yang nilainya Rp 34 miliar dengan frekuensi 13 kali,  pada bulan April sebanyak 1.138 ton yang nilai Rp 32,4 miliar dengan frekuensi 14 kali," kata Donni melalui pesan WhatsApp, Senin (18/5/2020).

Negara tujuan ekspor pun tahun ini lebih bervariasi. Donni menjelaskan, bila tahun 2019 periode Januari-April negara tujuan ekspornya hanya lima negara yaitu USA, UEA, China, Italia dan Pakistan, tahun 2020 ini diperiode yang sama ada 12 negara, yakni Malaysia, China, Inggris, Montenegro, USA, Pakistan, Kanada, Jepang, Mesir, Turki, Brazil dan Korea Selatan.

Baca juga: Meski Ada Wabah Corona, Kegiatan Ekspor-Impor di Batam Berjalan Normal

Meningkatnya kebutuhan APD dalam penanganan Covid-19 berbanding lurus dengan meningkatnya permintaan karet sebagai bahan baku pembuatan APD, salah satunya adalah sebagai bahan baku pembuatan sarung tangan.

"Karantina pertanian berkomitmen memberi pelayanan yang cepat dengan fasilitas PPKOnlinline sehingga kebutuhan bahan baku tersebut dapat segera dipenuhi," pungkas Donni.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com