INDRALAYA, KOMPAS.com - Puluhan tenaga medis yang menangani pasien corona atau Covid-19 di RSUD Ogan Ilir, Sumatera Selatan, melakukan mogok kerja.
Salah satu alasannya karena persoalan surat tugas dan insentif bagi mereka yang dianggap tidak ada kejelasan.
Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Ogan Ilir Wahyudi mengatakan, pemberian insensitf bagi tenaga medis yang terlibat dalam penanganan Covid-19 tergantung tingkat risikonya.
Baca juga: Diduga Takut Tangani Pasien Corona, 60 Tenaga Medis RSUD Ogan Ilir Mogok Kerja
“Insentif sesuai tingkat risiko,” kata Wahyudi saat dikonfirmasi, Minggu (17/5/2020).
Meski demikian, Wahyudi yang juga Pelaksana tugas Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Ogan Ilir tersebut tidak menjelaskan kriteria tentang tingkat risiko yang dimaksud.
Wahyudi mengatakan, sesuai hasil rapat yang dipimpin oleh Bupati Ogan Ilir Ilyas Panji Alam, pemberian insentif tidak diberikan secara rata.
Namun, disesuaikan setiap penanganan kasus.
Menurut Wahyudi, hal itu menunjukkan keseriusan Pemerintah Daerah Ogan Ilir dalam menangani wabah Covid-19.
“RSUD difokuskan untuk penanganan Covid-19 dengan memberikan insentif per kasus dalam penanganan pasien Covid-19. Ini bukti keseriusan Pemkab Ogan Ilir dalam memutus rantai penyebaran virus corona,” kata Wahyudi.
Baca juga: Pemudik yang Nekat ke Tasikmalaya Akan Dipulangkan ke Daerah Asal
Sebelumnya, puluhan tenaga medis di RSUD Ogan Ilir melakukan mogok kerja pada Jumat lalu.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.