Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER NUSANTARA] Pasien Corona Peluk Warga Agar Tertular | Bupati Berdebat dengan Orangtua Santri Positif Covid-19

Kompas.com - 17/05/2020, 06:07 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - AR (40) seorang pria warga Kota Tasikmalaya mengamuk saat petugas kesehatan menjemputnya setelah ia dinyatakan positif Covid-19.

AR sempat membuat keributan dengan berlari mengejar warga yang sedang merekam proses penjemputannya. Ia lalu memeluk warga tersebut agar terpapar dan menjadi orang dalam pemantauan.

Sementara itu di Kabupaten Madiun, Bupatu Ahmad Dawami sempat diadang saat menjemput warganya yang positif Covid-19.

Pasien corona adalah seorang santri Temboro yang tinggal di Desa Sewulan, Kecamatan Dagangan Kabupaten Madiun

Dawami sempat berdebat 1 jam dengan orangtua sebelum sang anak diserahkan untuk isolasi di RSUD Dolopo Madiun.

Dua berita tersebut menjadi perhatian pembaca Kompas.com. Dan berikut lima berita populer nusantara selengkapnya:

1. Pasien corona peluk orang lain agar terpapar

Salah seorang pria positif corona asal Kota Tasikmalaya mengamuk dan memeluk warga lain di dekatnya supaya tertular virus, Jumat (15/5/2020).KOMPAS.COM/IRWAN NUGRAHA Salah seorang pria positif corona asal Kota Tasikmalaya mengamuk dan memeluk warga lain di dekatnya supaya tertular virus, Jumat (15/5/2020).
AR (40), pria warga Kelurahan Empangsari, Kecamatan Tawang, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, dinyatakan positif Covid-19.

Ia kemudian dijemput oleh petugas menggunakan APD lengkap di rumahnya pada Jumat (15/5/2020).

Saat petugas datang, AR mengamuk. Dia tidak terima dijemput oleh petugas medis.

AR sempat membuat keributan dengan berlari mengejar warga yang sedang memegang ponsel yang merekam proses penjemputannya.

Pria 40 tahun tersebut kemudian memeluk warga tersebut agar tertular dan menjadi orang dalam pemantauan (ODP).

"Ieu naon (apa sih)? Di mana sih? Saya peluk semua, ODP kamu, ODP," kata AR sambil mengejar dan memeluk warga di dekat para petugas medis yang berpakaian hazmat.

Kemudian AR berhasil diamankan petugas kesehatan dan dibawa ke rumah sakit untuk diisolasi.

Baca juga: Saat Pasien Corona Mengamuk dan Peluk Orang agar Ikut Terpapar Covid-19: ODP Kamu, ODP

2. Pengakuan pemerkosa gadis 16 tahun di Gresik

SG (50) baju hitam, tersangka pemerkosa gadis 16 tahun hingga hamil tujuh bulanSURYA.co.id (Polres Gresik) SG (50) baju hitam, tersangka pemerkosa gadis 16 tahun hingga hamil tujuh bulan
SG (50), pria yang memerkosa siswi SMP berinisial MD (16) hingga hamil tujuh bulan, mengaku setelah melakukan perbuatan bejatnya selalu memberi uang kepada korban.

Kepada polisi, SG mengaku tidak memaksa untuk mengajak hubungan badan dengan korban.

"Saya kasih uang, saya bayar dengan uang, Pak. Beli itu, Pak, saya beli bukan maksa, enggak ada suka sama suka," ujar SG saat ditanya Kapolres Gresik AKBP Kusworo Wibowo, Jumat (15/5/2020)

SG mengaku sudah lebih dari enam kali mencabuli korban yang tak lain masih saudaranya.

"Total sepuluh kali sejak 2019," katanya.

Ia mengatakn hubungan seksual paling banyak dilakukan di rumahnya dan sesekali dilakukan di sawah dekat kandang ayam.

Akibat perbuatannya, MD yang masih duduk di bangku SMP mengalami trauma dan hamil 7 bulan.

"Saya mengaku menyesal, nyesel banget," ujarnya.

Baca juga: Pengakuan Pria yang Setubuhi Gadis 16 Tahun di Kandang Ayam: Saya Beli, Bukan Maksa

3. Bupati debat dengan orangtua santri positif Covid-19

DIHADANG—Kedua orang tua orang seorang santri positif corona menghadang Bupati Madiun, Ahmad Dawami yang hendak menjemput paksa anaknya untuk diisolasi di rumah sakit, Kamis (14/5/2020).KOMPAS.COM/Dokumentasi Humas Pemkab Madiun DIHADANG—Kedua orang tua orang seorang santri positif corona menghadang Bupati Madiun, Ahmad Dawami yang hendak menjemput paksa anaknya untuk diisolasi di rumah sakit, Kamis (14/5/2020).
Bupati Madiun Ahmad Dawami sempat diadang saat berupaya menjemput santri asal Temboro yang positif Covid-19.

Santri itu tinggal di Desa Sewulan, Kecamatan Dagangan.

Kedatangan Bupati Madiun ditolak oleh orangtua santri. Mereka mengatakan jika anaknya tidak sakit.

“Kami pun sudah menjelaskan bahwa anaknya termasuk pasien yang positif, namun tidak memiliki gejala klinis Covid-19. Mereka tetap bersikukuh anaknya dalam kondisi sehat dan tidak sakit,” ungkap Dawami kepada Kompas.com saat dihubungi, Kamis (14/5/2020) malam.

Setelah beradu argumentasi selama satu jam, akhirnya orangtua santri itu menyerahkan anaknya untuk diisolasi ke RSUD Dolopo Madiun, sampai dinyatakan sembuh dari Covid-19.

Baca juga: Bupati Madiun Berdebat 1 Jam dengan Orangtua Santri Positif Covid-19, Dituduh Zalim

4. Guru diduga hamili siswi SMP

IlustrasiISTOCK Ilustrasi
PWD (39) seorang guru SMP di Blitar diduga menghamili siswinya hingga hamil.

Perbuatannya PWD terbongkar setelah istrinya mmembaca pesan sang murid yang menyebut dirinya masih belum mentruasi.

Sang istri kemudian mendatangi rumah muridnya dan bertemu dengan orangtua korban.

Ia mendesak orangtua korban melaporkan suamianya ke polisi.

PWD pertama kali mengajak muridnya berhubungan bada pada 22 Februari 2020 atau sekitar tiga bulan yang lalu.

Ia menyetubuhi sang murid di rumahnya saat istrinya mengajar dan tidak ada di rumah.

Pencabulan yang dilakukan PWD tak hanya sekali.

Pelaku kini telah ditangkap dan ditahan di Mapolres Blitar untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.

Baca juga: Guru Diduga Hamili Siswi SMP, Korban Kirim Pesan WhatsApp Bertulis Belum Menstruasi dan Dibaca Istri Pelaku

5. Penata busana meninggal dengan kondisi membusuk

Rumah korban yang ditemukan meninggal di Jalan Kertanegara Kecamatan Kaliwates JemberKOMPAS.COM/BAGUS SUPRIADI Rumah korban yang ditemukan meninggal di Jalan Kertanegara Kecamatan Kaliwates Jember
Satriyo (36) yang akrab disapa Gery, warga lingkungan Telengsari, Kelurahan Jember Kidul, Kecamatan Kaliwates, Jember, ditemukan meninggal di rumahnya Jumat (15/5/2020) malam.

Pria yang berprofesi sebagai penata busana tersebut meninggal dengan kondisi sudah membusuk di rumahnya.

"Sudah sekitar dua hari ini tidak terlihat, mobilnya yang di depan rumah juga tak terlihat," kata Ketua RW 007 Misyadi, kepada Kompas.com, di lokasi kejadian.

Saat ditemukan, lampu murah Gerry juga dalam keadaan dimatikan. Dia menyatakan, korban memang jarang bergaul dengan warga sekitar.

Dia tinggal sendiri di rumah tersebut sekitar empat tahun, sebab kedua orangtuanya sudah meninggal dunia

Sementara itu, Pudjo, kakak ipar korban menegaskan sejak dua hari yang lalu korban sudah tidak bisa dihubungi.

"Terakhir komunikasi hari Rabu, dua hari yang lalu," tambah dia.

Baca juga: Penata Busana Ditemukan Meninggal dalam Keadaan Membusuk

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Bagus Supriadi | Editor: Rachmawati, Candra Setia Budi, David Oliver Purba, Pythag Kurniati, Robertus Belarminus)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com