Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kangkung hingga Bayam, Pedagang di Malang Bagikan Sayuran Gratis karena Tak Laku Dijual

Kompas.com - 17/05/2020, 04:14 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Sebuah video pembagian sayur kepada pengguna jalan, viral di media sosial.

Di video tersebut terlihat puluhan ikat sayur diberikan secara cuma-cuma pada pengendara jalan hingga mengakibatkan arus lalu lintas sedikit tersendat.

Video tersebut direkam di area jalan menuju Pasar Sayur Kedungboto, Desa Kedungrejo, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang.

Pasar Sayur Kedungboto adalah tempat para pedagang sayur menjajakan dagangannya. Pedagang biasanya memadati pasar tersebut mulai pukul 13.00 WIB hingga pukul 17.00 WIB.

Baca juga: Viral Petani Ramai-ramai Buang Sayur ke Sungai, Ini Fakta Sebenarnya

Sayur yang jual di pasar itu antara lain kangkung, bayam, sawi, dan berbagai jenis sayuran lainnya.

Dilansir dari Surya.co.id, pembagian sayuran gratis sudah dilakukan sejak dua hari terakhir sejak Rabu (13/5/2020).

"Iya benar ada pembagian sayur gratis oleh pedagang. Tapi itu kejadian di Kedungrejo Pakis bukan di Tumpang. Kabarnya karena tidak laku sehingga dibagikan," ujar Sukarlin.

Ia menduga para pedagang membagikan sayur gratis karena imbas dari pendemi Covid-19.

Baca juga: Pedagang Terdampak PSBB, Ada yang Buang Sayurnya ke Sungai

Sejak penerapan PSBB, permintaan sayur terus menurun dan sebagian besar pedagang sayur di wilayah tersebut kerap memasok sayur ke daerah Surabaya.

"Mungkin dampak Covid-19 kan banyak yang PSBB. Informasinya juga pedagang sayur ini juga kerap memasok sayur ke daerah Surabaya," kata Sukarlin.

Selain video membagikan sayuran kepada pengguna jalan. terdapat satu video lainnya yang merekam pada pedagang melampiaskan kekecewaannya dengan membuang sayur ke sungai.

Baca juga: Pedagang Sayur di Klaten Positif Covid-19, Sehari-hari Berjualan di Sekitar Rumah Sakit

Dibeli oleh Pemkab Malang

Bupati Malang Sanusi mengatakan, dia memahami kekecewaan yang dirasakan para pedagang sayur.

Ia menjelaskan sayur milik pedagang tidak laku karena tengkulak yang biasanya datang dari Surabaya tak bisa ke Malang kibat penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

"Setelah tahu dari Surabaya tidak bisa datang, oleh masyarakat yang pedagang, sayur diberikan kepada orang yang lewat saja," kata Sanusi saat mendampingi Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meninjau Kampung Tangguh di Kampung Cempluk, Kabupaten Malang, Sabtu (16/5/2020).

Baca juga: Seorang Pengepul Sayur Positif Corona, Memiliki Riwayat Perjalanan ke Pasar

Sanusi mengatakan ia telah meminta Dinas Sosial untuk membeli sayur pedagang yang tidak laku.

Sayur yang dibeli kemudian didistribusikan ke sejumlah dapur umum yang ada di Kabupaten Malang.

"Sayur yang tidak laku akan dibeli oleh Dinas Sosial untuk didrop di dapur-dapur umum. Sekarang sudah ada solusi untuk itu," kata Sanusi.

Baca juga: Tukang Sayur Positif Corona, Sempat Dijenguk, Satu RT Jalani Rapid Test

Selain itu pihaknya juga mendata para pedagang di pasar sayur tersebut. Mereka nantinya akan mendapatkan bantuan berupa beras 10 kilogram.

"Saya sudah instruksikan kepada Dinas Sosial mendata pedagang sayur tersebut. Sementara yang masuk ke kami ada 100 orang. Kami banderol masing-masing 10 kilogram beras," kata dia.

Sanusi juga telah meminta kepada Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa untuk membuka akses kepada tengkulak sayur di Surabaya dagar bisa mengambil sayur di Malang.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Andi Hartik | Editor: Abba Gabrillin), Surya.co.id

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com