Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jalan Panjang Korban Pemerkosaan Cari Keadilan, Tolak Uang Rp 1 Miliar dan Tak Mau Gugurkan Kandungan

Kompas.com - 16/05/2020, 07:37 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - MD, gadis 16 tahun asal Gresik, Jawa Timur, diperkosa oleh SG (50), tetangganya sendiri yang juga kerabat ibunya.

MD pertama kali diperkosa saat ia masih berusia 15 tahun, yakni pada awal Maret 2019. Pemerkosaan terus berlanjut hingga April 2020.

Saat ini kondisi MD sedang hamil 7 bulan karena pemerkosaan yang dilakukan oleh SG. Sang ibu merasa syok saat mengetahui anaknya hamil karena diperkosa kerabatnya sendiri.

Baca juga: Pemerkosaan di Gresik, Kuasa Hukum Korban: Pelaku Minta Kandungan Digugurkan

Keluarga pun memanggil SG untuk menanyakan kejelasan kasus tersebut.

Saat itu SG mengakui telah memerkosa MD. SG kemudian meminta agar MD menggugurkan bayi yang dikandung MD. Tak hanya itu, SG juga berjanji akan mencarikan pria untuk jadi menikah dengan MD.

Keluarga MD pun tak terima dengan pernyataan tersebut. Mereka pun membuat laporan ke Polres Gresik pada 24 April 2020 lalu.

Baca juga: Ingin Pelaku Dihukum, Alasan Ibu Korban Pemerkosaan Tolak Uang Rp 1 Miliar

Ditawari uang hingga Rp 1 miliar

Ilustrasi pencabulanSHUTTERSTOCK Ilustrasi pencabulan
Beberapa hari setelah laporan masuk ke polisi, anggota DPRD Gresik yang berinisial NH dari Partai Nasdem mendatangi keluarga MD.

Hari itu 27 April 2020, NH menawarkan uang Rp 500 juta hingga Rp 1 miliar untuk menyelesaikan kasus pemerkosaan tersebut secara kekeluargaan.

Ia mencoba memediasi kasus yang melibatkan SG yang ia sebut sebagai rekannya.

"Sekali lagi saya menegaskan bahwa saya hanya meminta atau memperjuangkan hak korban dan bayinya, serta merukunkan kembali hubungan kedua belah pihak (keluarga MD dan SG)," ujar NH saat menggelar klarifikasi di kantor Nasdem Gresik, Kamis (14/5/2020).

Baca juga: Anggota DPRD yang Tawarkan Rp 500 Juta ke Korban Pemerkosaan Marahi Terduga Pelaku

Ia mengaku tawaran uang tersebut murni atas inisiatifnya sendiri karena kasihan melihat MD serta bayi dalam kandungannnya

NH juga membantah bahwa dia meminta agar MD menggurkan kandungannya atapun menjadi makelar kasus tersebut.

NH juga menyatakan tak berniat menyalahgunakan jabatannya sebagai anggota DPRD. Apalagi mencoba menghalangi proses hukum dengan melakukan intervensi atau lobi kepada pihak berwajib.

Baca juga: Merasa Kasihan, Alasan Anggota DPRD Tawarkan Rp 500 Juta ke Korban Pemerkosaan

Ia mengklaim sempat memarahi dan mansihati SG untuk bertanggung jawab. Apalagi MD berasal dari keluarga tidak mampu.

"Kemarin saat saya marahi dan nasihati, dia (SG) memang tidak ngomong, hanya sempat menganggukan kepala," ujar NH

Sejak kasus tersebut mencuat, NH mengaku sudah tidak pernah bertemu dan berkomunikasi lagi dengan SG.

Baca juga: Sogokan Rp 500 Juta Tak Mempan, Anggota DPRD Ini Tawarkan Rp 1 Miliar kepada Korban Pemerkosaan

"Tapi setelah keluarga korban tidak setuju mediasi inisiatif saya, saya tidak tahu lagi, karena saya sudah tidak lagi komunikasi dengan dia (SG)," ucap NH.

Menurut NH, jika keluarga korban setuju menyelesaikan secara kekeluargaan, dia akan memintakan sawah milik SG senilai Rp 500 juta untuk diberikan pada pihak korban.

"Dengan mengingat kondisi ekonomi keluarga MD yang sampai saat ini masih tinggal di rumah kontrakan, kami berpikir untuk memintakan haknya korban dan anak yang dikandungnya. Dengan inisiatif saya sendiri, menawarkan akan memintakan uang jaminan untuk korban dan bayinya senilai Rp 500 juta kepada SG. Itu pun kalau keluarga korban sepakat," kata NH.

Baca juga: Tawarkan Korban Uang Rp 500 Juta Agar Kasus Pemerkosaan Tak Dilaporkan, Anggota DPRD: Saya Hanya Beri Solusi

Ingin pelaku dihukum

IlustrasiThinkstockphotos.com Ilustrasi
Sementara itu kuasa hukum MD, Abdullah Syafi'i tak ambil pusing dengan klarifikasi NH.

"Itu kan versinya NH, faktanya si pelaku (SG) ini datang ke rumah NH dan minta tolong, bahasanya ini saya kena kasus tolong dibantu biar selesai," kata Syafi'i saat dihubungi Kompas.com, Jumat (15/5/2020).

Menurutnya, NH  yang memiliki ide menyelesaikan kasus itu secara kekeluargaan.

"Tapi menurut bahasa kita (keluarga dan korban), bahasa kekeluargaan itu kan artinya perkara (hukum) tidak lanjut," kata Syafi'i.

Ia juga membenarkan jika NH memang mendatangi ibu korban dan menawarkan uang sebesar Rp 500 juta sampai Rp 1 miliar.

Baca juga: Agar Kasus Pemerkosaan Tak Dilaporkan, Anggota DPRD Tawarkan Korban Uang Rp 500 Juta

Dalam pertemuan itu, NH menyebut uang tersebut berasal dari pelaku, SG. Uang itu merupakan estimasi nilai dari tanah dan sawah milik SG.

"Dan dia (NH) juga sempat mengutarakan, ayolah perkara ini diselesaikan secara kekeluargaan dan tidak sampai proses hukum, dan itu ada kata-kata seperti itu," kata Syafi'i.

"Dan ketika ini dimuat di media, NH hanya menyampaikan ini indikasi dia sendiri, inisiatif dia sendiri sementara uangnya dari pelaku, kan lucu," jelasnya.

Ia mengatakan pihak keluarga menolak menyelesaikan kasus tersebut secara kekeluargaan. Ibu kandung MD tetap ingin menyelesaikan perkara itu secara hukum.

Baca juga: Pengakuan Anggota DPRD Gresik yang Tawarkan Rp 500 Juta ke Korban Perkosaan Agar Cabut Laporan Polisi

"Yang pertama tidak mau diselesaikan secara kekeluargaan, maunya diproses secara hukum, tidak mau kasus ini berhenti, mau kasus ini sampai di pengadilan," kata Syafi'i.

Rencananya, Syafi'i dan keluarga korban juga akan melaporkan tidakan NH yang ikut campur di kasus tersebut ke Badan Kehormatan (BK) DPRD Gresik.

"Insya Allah, Senin (18/5/2020) saya akan ke dewan (DPRD) untuk melaporkan ke BK DPRD, nanti saya akan datang bersama keluarga korban," kata Syafi'i.

Baca juga: Gadis Korban Perkosaan Ditawari Rp 1 Milar untuk Cabut Laporan Polisi oleh Anggota DPRD Gresik, Ini Fakta Lengkapnya

Sementara itu, Kasatreskrim Polres Gresik AKP Panji Pratisha Wijaya tak berkomentar banyak terkait kasus tersebut.

Panji mengatakan, polisi masih mendalami laporan yang diterima terkait kasus dugaan pemerkosaan itu dan sasus itu masih dalam proses penyidikan.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Hamzah Arfah | Editor: David Oliver Purba, Dheri Agriesta)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com