Bupati mengeluarkan kebijakan tanpa ada koordinasi dengan Wakil Bupati.
Soal komitmen pelimpahan kewenangan juga dipermasalahkan oleh Firdaus.
Dia menganggap Shabela ingkar terhadap komitmen yang dibangun sebelum mencalonkan diri sebagai pasangan kepala daerah.
"Kita punya komitmen tertulis dan tidak tertulis saat kita calon sampai saat baru menjabat. Saya rasa komitmen tertulis itu sudah dibuang oleh dirinya (Shabela)," kata Firdaus.
Baca juga: Banjir Bandang di Aceh Tengah, Suara Dentuman hingga Mobil Terseret Arus
"Ada beberapa dinas yang kewenangannya menjadi kewenangan saya, ada sekitar delapan dinas. Namun ternyata tidak sesuai kesepakatan," kata Firdaus.
Terkait pernyataan Shabela yang akan melaporkan kasus ini ke aparat penegak hukum, Firdaus mengaku siap untuk menghadapi proses tersebut.
"Silakan, saya siap menghadapi. Namun saya juga akan melaporkan Shabela terkait kasus yang lebih besar dari kasus ini," kata Firdaus.
Seperti diberitakan sebelumnya, Bupati Aceh Tengah Shabela Abubakar nyaris baku hantam dengan Wakil Bupati Aceh Tengah Firdaus, pada Rabu malam.
Hal itu terjadi saat Bupati sedang melakukan rapat dengan sejumlah dinas terkait penanganan Covid-19 dan bencana banjir bandang yang baru terjadi.
Menurut keterangan Shabela, secara tiba-tiba Firdaus masuk ke ruang tamu Pendopo dan mengeluarkan kata-kata makian dengan tidak pantas.
Bahkan, menurut Shabela Abubakar, Firdaus mengancam akan membunuhnya.
"Tiba-tiba Saudara Firdaus datang dan berteriak dengan kata-kata tidak pantas. Dia kemudian menyebut kami yang ada di Pendopo dengan sebutan hewan, lalu mengancam bunuh saya dan anak saya," kata Shabela saat dihubungi.
Shabela berencana melaporkan perbuatan Firdaus kepada polisi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.