Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Mahasiswa Asal Jember yang Bertahan di Yogyakarta Selama Wabah Covid-19

Kompas.com - 14/05/2020, 19:50 WIB
Wijaya Kusuma,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

YOGYAKARTA,KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 masih belum berakhir. Situasi ini membuat para mahasiswa dari luar daerah yang masih bertahan di Yogyakarta kesulitan untuk memenuhi kebutuhan hidup.

Salah satunya dirasakan oleh para mahasiswa dari Jember, Jawa Timur, yang tinggal di asrama Ikatan Pelajar dan Mahasiswa Jember (IKPMJ).

Mereka harus memutar otak untuk bisa memenuhi kehidupan sehari-hari.

"Saat ini yang tinggal di asrama Putra Jember ada 18 orang. Total sebenarnya ada 40, sebelum ada kabar tidak mudik itu sudah pada pulang," ujar Eko Setiawan, Perwakilan Media Informasi IKPMJ, saat dihubungi, Kamis (14/05/2020).

Baca juga: Mahasiswa Aceh di Bandung Tagih Bansos yang Dijanjikan Pemda

Eko menyampaikan, selain di asrama, mahasiswa asal Jember yang di Yogyakarta juga ada yang tinggal di kontrakan dan indekos.

Dari data IKPMJ, masih ada 52 mahasiswa Jember yang bertahan di Yogyakarta.

Menurutnya, puluhan mahasiswa memilih untuk tidak pulang ke Jember karena menaati imbauan pemerintah untuk tidak mudik.

"Teman-teman di asrama punya pemikiran, kalau kita balik nanti risiko di jalan resiko tinggi karena melewati beberapa kota," tuturnya.

Baca juga: Pelajar SMP dan Petugas Haji di Jember Positif Corona, Ini Riwayat Lengkapnya

Para mahasiswa yang masih berada di Yogyakarta memang kesulitan untuk memenuhi kebutuhan hidup.

"Rata-rata orangtua bekerja sebagai petani. Kemarin sempat dikabari sama orang rumah, harga beberapa hasil pertanian turun, misal jeruk juga turun,"ungkapnya.

 

Para mahasiswa asal Jember yang tinggal di asrama pun harus patungan untuk bisa memenuhi kebutuhan hidup.

"Kita yang di asrama sempat iuran (patungan), kalau kondisi teman-teman di luar asrama mereka mandiri. Ya kondisinya sedikit mengenaskan, karena warung pada tutup," urainya.

Mereka pun sempat bisa bernafas lega. Sebab mendapat bantuan logistik dari masing-masing kampus.

Namun seiring berjalanya waktu sebagian kampus sudah menghentikan bantuan logistik.

"Beberapa kampus sudah stop, mungkin karena terkendala pembiayaan," ungkapnya.

Baca juga: Gubernur NTB Beri Bantuan untuk Mahasiswa yang Tidak Mudik

Alhasil para mahasiswa asal Jember yang di asrama pun harus memutar otak untuk bisa memenuhi kehidupan mereka selama di Yogyakarta.

IKPMJ kemudian berinisiatif untuk membuat proposal untuk mendapatkan bantuan logistik.

"Yang paling kita khawatirkan itu kondisi teman-teman yang di luar asrama, karena mereka mandiri. Dari situ, IKPMJ mengajukan bantuan dengan membuat proposal ke Pemkab Jember," bebernya.

Setelah bersabar menanti, Pemerintah Kabupaten Jember merespons proposal yang diajukan oleh para mahasiswa.

 

Pemerintah Kabupaten Jember kemudian mengirimkan logistik untuk kebutuhan hidup para mahasiswa yang masih bertahan di Yogyakarta.

Bantuan dari Pemerintah Jember datang pada 12 Mei 2020 sebanyak 42 paket.

"Bantuannya sudah datang. Ada sembako, ada madu dan masker non medis, ada juga sejumlah uang untuk biaya hidup," tuturnya.

Baca juga: Cerita Mahasiswa Bertahan di Kos, Puasa Seorang Diri, Kamar Disatroni Maling

Para mahasiswa dan pelajar dari Jember yang ada di Yogyakarta kemudian mendistribusikan paket tersebut kepada para mahasiswa yang tinggal di indekos maupun kontrakan.

"Kira-kira untuk teman-teman di luar asrama bisa untuk tiga minggu sampai empat minggu," tuturnya.

Sementara itu, Fairus Emir Abyan, Ketua IKPMJ Yogyakarta mengapresiasi Pemkab Jember atas bantuan yang diberikan.

"Di tengah pandemi ini sangat berarti bagi para mahasiswa Jember yang masih berada di Yogyakarta," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com