Lebih cepat mendeteksi virus
Sementara itu, Ketua Tim Riset Diagnostic Covid-19 Unpad Muhammad Yusuf secara rinci menjelaskan, Deteksi CePAD atau rapid test 2.0 bisa lebih cepat mendeteksi virus.
Sebab tidak perlu menunggu pembentukan antibodi saat tubuh terinfeksi patogen.
Cara kerjanya, sampel swab dibubuhkan di permukaan alat rapid test 2.0.
Hasilnya akan keluar dalam rentang waktu 15 menit.
Yusuf menambahkan, proses pembentukan antibodi bisa memakan waktu berminggu-minggu, sehingga deteksi dini bisa kurang efektif.
Namun lain dengan deteksi melalui antigen.
"Ketika orang mulai terinfeksi, muncul gejala, dia bisa langsung di-sampling dengan diambil swabnya. Nanti saat ada garis merah di situ, nanti ada virusnya, dia tidak harus menunggu antibodinya terbentuk," kata Yusuf.
Yusuf mengatakan, rapid tes 2.0 masih dalam tahap validasi.
Rencananya dalam waktu dekat, alat-alat ini akan diuji ke sampel asli sesuai dengan etika medis yang berlaku.
Adapun SPR dibuat atas kerja sama Unpad, ITB dan BPPT.
Alat yang berbentuk seukuran aki mobil ini berfungsi sebagai detektor portabel Covid-19.
Alat ini bisa memeriksa hingga delapan sampel sekaligus.
"Jadi sebetulnya dalam alat SPR itu ada plat, dia nanti kita kasih senyawa yang bisa bereaksi terhadap Covid-19. Kalau di situ ada virus, ada ikatan si antibodi dengan virusnya akan merubah sudut pembacaan, sehingga akan menunjukkan sinyal yang berbeda,” tutur Yusuf.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.