Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Tengah Wabah Covid-19, Jumlah Pasien DBD di Kota Tegal Meningkat

Kompas.com - 14/05/2020, 15:05 WIB
Tresno Setiadi,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

TEGAL, KOMPAS.com - Di tengah pandemi virus corona, kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kota Tegal, Jawa Tengah, terus meningkat dalam dua bulan terakhir.

Sejak awal April hingga Rabu (13/5/2020), tercatat ada 18 warga yang positif terjangkit DBD.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Tegal dr Sri Prima Indraswari mengatakan, sejak Januari 2020 sudah ada 35 kasus dengan dua korban meninggal dunia pada Maret 2020.

"Grafik kasusnya masih terus meningkat. Ini terjadi karena sedang musim peralihan atau pancaroba," kata Prima, ditemui Kompas.com di Kantor Dinas Kesehatan, Kamis (14/5/2020).

Baca juga: DBD di Tasikmalaya Meningkat Jadi 343 Kasus, 6 Meninggal Dunia

Prima mengemukakan, dalam catatannya, kenaikan terjadi sejak awal April dimana ada 11 kasus. Kemudian memasuki sampai 13 Mei 2020 bertambah tujuh kasus.

Padahal jika mengacu kasus tiga bulan sebelumnya, tak sampai mencapai 10 kasus setiap bulannya. Seperti pada Januari hanya ada 5 kasus, dan Februari 6 kasus.

Kemudian pada Maret juga hanya ada 6 kasus, tapi dua orang di antaranya meninggal dunia yakni seorang balita dan ibu hamil.

Menurut Prima, kasus DBD bisa ditekan meski di tengah musim peralihan dari musim hujan ke kemarau saat ini.

Baca juga: Sepanjang April, Kasus DBD di Karawang Meningkat Tiga Kali Lipat

Banyak hal yang bisa dilakukan salah satunya dengan giat pemberantasan sarang nyamuk (PSN).

Selain itu, di tengah pandemi Covid-19 ini, saat warga diharuskan menjalankan pola hidup bersih dan sehat (PHBS), juga bisa diterapkan untuk menjaga kebersihan lingkungan.

"Saat ini semua orang dianjurkan berdiam di rumah jika tak ada kepentingan mendesak, maka bisa dimanfaatkan untuk bersih-bersih termasuk memberantas sarang nyamuk," kata Prima.

Kasi Pencegahan Penanggulangan Penyakit Menular (P2PM) Dinas Kesehatan Kota Tegal, Imam Syahadat menambahkan, berbagai upaya sudah dan sedang dilakukan Dinas Kesehatan untuk pencegahan.

Selain dengan penyemprotan sarang nyamuk ke wilayah endemik, sosialisasi kader kesehatan, juga telah menggencarkan dan mengkampanyekan pembuatan Ovitrap.

"Ovitrap ini sebuah alat sederhana yang bisa dibuat sendiri di rumah. Ovitrap bisa dipakai untuk memutuskan siklus hidup nyamuk," kata Imam.

Baca juga: DBD di Denpasar Capai 1.034 Kasus, Meningkat karena Perubahan Cuaca

Disampaikan Imam, ovitrap dapat dibuat secara sederhana. Yakni hanya bermodalkan botol atau kaleng bekas dan lakban yang dirakit sedemikian rupa.

"Karena kasus DBD ini terjadi hampir merata di 4 kecamatan. Yakni berada di 17 kelurahan di Kota Tegal. Melalui ovitrap dan kebersihan lingkungan, angka DBD ini bisa ditekan," pungkas Imam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com