Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

21.483 Warga Kalbar Diuji Rapid Test, 1.188 Orang Reaktif

Kompas.com - 14/05/2020, 14:38 WIB
Hendra Cipta,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

PONTIANAK, KOMPAS.com - Kepala Dinas Kesehatan Kalimantan Barat Harisson menyebut, sampai dengan Rabu (13/5/2020), ada 21.483 warga diuji rapid test.

Hasilnya, sebanyak 1.188 orang reaktif.

"Mereka yang reaktif ini diambil sampel lendir tenggorokannya untuk diuji laboratorium," kata Harisson kepada wartawan, Kamis (14/5/2020).

Harisson menjelaskan, daerah dengan jumlah reaktif terbanyak adalah Kota Pontianak yaitu 420 orang.

Baca juga: Pemkot Tangerang Paksa Pelanggar PSBB Lakukan Rapid Test

Kemudian diikuti Kabupaten Kapuas Hulu 218 orang, Kabupaten Sintang 201 orang dan Kabupaten Sanggau 149 orang.

"Kabupaten dan kota harus melaksanakan rapid test sendiri, jangan menunggu provinsi," ujar Harisson.

Menurut dia, ada beberapa kabupaten yang tidak aktif melakukan rapid test atau tidak melapor ke Dinas Kesehatan Kalbar.

“Untuk itu mereka harus aktif melaksanakan kegiatan tersebut,” ucap Harisson.

Baca juga: Belum Ajukan PSBB, DIY Adakan Rapid Test Massal di Pusat Keramaian

Harisson menjelaskan, sekarang ini prioritas pencegahan penularan Covid-19 adalah dengan rapid test. Lalu lakukan isolasi dan tracing terhadap yang reaktif.

 

Kemudian kelola atau tangani pasien atau orang yang reaktif dengan sebaik-baiknya sampai sembuh atau kembali menjadi non-reaktif.

“Dinas Kesehatan kabupaten kota jangan sampai lengah. Yang rapid test-nya reaktif langsung dilakukan isolasi untuk memutus mata rantai penularan Covid-19,” kata Harisson.

Baca juga: Punya Penyakit Bawaan, 21 Warga Binaan Lapas Salemba Jalani Rapid Test

Sementara itu, sejak virus corona mewabah dan menjadi pandemi hingga Kamis (14/5/2020) pukul 07.00 WIB, ada sebanyak 129 orang terkonfirmasi positif Covid-19 di Kalimantan Barat.

Sebanyak 22 orang di antaranya dinyatakan sembuh. Tiga lainnya meninggal dunia. Sementara ada 104 pasien yang masih diisolasi di rumah sakit dan rumah pribadi.

Kemudian masih ada ada 65 pasien dalam pengawasan (PDP) Covid-19 yang tengah dirawat di ruang isolasi sejumlah rumah sakit serta tempat isolasi lain sembari menunggu hasil uji laboratorium.

 

Catatan redaksi soal rapid test

Rapid test merupakan teknik pengetesan keberadaan antibodi terhadap serangan kuman di dalam tubuh.

Hasil rapid test tak boleh dan tak bisa digunakan secara mandiri untuk mengonfirmasi keberadaan atau ketiadaan infeksi virus corona SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 di dalam tubuh.

Untuk mengonfirmasi keberadaan virus corona secara akurat dalam tubuh seseorang harus dilakukan test swab dengan meteode PCR (polymerase chain reaction). Baca selanjutnya di sini.

Hasil tes dari rapid test adalah reaktif (ada reaksi terhadap keberadaan antibodi) atau non-reaktif (tidak ada reaksi terhadap keberadaan antibodi).

Jika Anda sempat membaca hasil rapid test adalah positif atau negatif, harus dimaknai sebagai positif atau negatif terhadap keberadaan antibodi dalam tubuh, bukan positif atau negatif terhadap keberadaan virus corona penyebab Covid-19.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com