Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dituduh Timbulkan Keresahan, Petugas Sosialisasi Covid-19 Dipukul Warga

Kompas.com - 14/05/2020, 14:26 WIB
Nansianus Taris,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

LABUAN BAJO, KOMPAS.com - Seorang petugas medis di UPTD Puskesmas Wae Nakeng, Kecamatan Lembor, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT) dipukul seorang warga berinisial N pada Rabu (13/5/2020).

HJ dipukul di UPTD Puskesmas Wae Nakeng sekitar pukul 13.50 WITA. Petugas medis tersebut mengaku tak tahu alasan warga berinisial N itu memukulinya.

Sebelum dipukuli, HJ mengaku, N menuduhnya sebagai dalang keresahan masyarakat di tengah pandemi virus corona baru atau Covid-19.

"Saya bersama ibu kepala puskesmas masih membuat laporan, tiba-tiba N datang dengan emosi dan mengatakan saya dalang pembuat keresahan di tengah masyarakat saat Covid-19," kata HJ saat dihubungi Kompas.com, Kamis (14/5/2020).

Baca juga: Pengakuan Pasien Positif Covid-19: Kesalahan Saya, Tidak Terbuka kepada Petugas Medis

N memukul kepala bagian kanan HJ. Beruntung, kepala puksesmas langsung berteriak memanggil petugas keamanan.

"Bersyukur Ibu Kepala Puskesmas teriak dan satpam langsung datang dan melerai kami," kata HJ.

Setelah dilerai petugas keamanan, N langsung pergi. HJ dan pihak puskesmas tak sempat menanyakan alasan N melakukan pemukulan tersebu.

HJ merupakan salah satu anggota Tim Unit Pemantauan Covid-19 yang bertugas memberikan informasi dan edukasi kepada masyarakat.

Menurut HJ, dirinya sering memberikan penyuluhan dan edukasi tentang bahaya Covid-19.

"Serta imbauan-imbauan dari pemerintah, yang saya sampaikan saat sosialisasi itu sesuai dengan protokol kesehatan. Tidak ada yang menyimpang," jelasnya.

 

Setelah insiden itu, HJ langsung melakukan visum dan melapor ke Polsek Lembor sekitar pukul 14.00 WITA.

Kapolsek Lembor Ipda Yoga Darma Sutanto membenarkan laporan tersebut. Polisi masih mendalami motif pemukulan tersebut.

"Kita masih kumpulkan keterangan dulu. Untuk sementara kronologi lengkapnya kami masih akan melakukan pemeriksaan para saksi," kata Yoga saat dihubungi Kompas.com.

Baca juga: Update Corona di NTT: Tambah 12 Kasus Positif, Mayoritas Klaster Ijtima Ulama Gowa

Berdasarkan data awal, Yoga mengatakan, insiden pemukulan itu terjadi setelah pelaku membaca sebuah informasi yang beredar di aplikasi pesan instan WhatsApp.

Polisi masih mendalami isi dan asal usul pesan tersebut.

"Mungkin karena salah paham.  Kita masih dalami dulu. Saksi ada, dan sudah divisum tinggal menunggu hasil visumnya," jelas Yoga. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com