Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sulit Ekonomi, Mak I'ah Jual Rumah dan Tinggal di Gubuk Sawah dengan Cucu 5 Tahun

Kompas.com - 14/05/2020, 13:39 WIB
Firman Taufiqurrahman,
Farid Assifa

Tim Redaksi

CIANJUR, KOMPAS.com – Seorang nenek di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, tinggal di gubuk reyot di tengah sawah.

Bersama cucunya yang masih berumur 5 tahun, Mak I'ah (70) mengisi hari-hari tuanya dengan berkebun.

Di waktu senggang, ia mencari kayu bakar, dan sesekali membantu panen sawah milik orang lain.

Upahnya sebagai buruh tani serabutan ia pakai untuk belanja kebutuhan sehari-hari. Kalau masih ada uang sisa untuk jajan cucu tercinta.

Baca juga: Kisah Pasutri Buruh Tani di Tengah Pandemi, Sakit-sakitan, Tinggal di Gubuk Reyot tapi Tak Dapat Bansos

Menyambangi gubuknya di Kampung Ciroyom RT 003/008, Desa Bojong, Kecamatan Karangtengah, Rabu (13/5/2020). Kondisi tempat tinggal Mak I’ah sangat memprihatinkan.

Gubuk yang terbuat dari kayu berukuran 2×4 meter persegi itu tampak sudah ringkih. Dinding-dindingnya yang terbuat dari anyaman bambu penuh lubang. Gubuk itu pun tampak doyong ke belakang akibat tiang penyangga yang sudah lapuk.

Terdapat tiga ruangan di dalamnya. Dua ruangan kecil dan satu ruangan berukuran sedang.

Mak I’ah dan cucunya tidur bersama di satu ruangan. Sedangkan ruangan di sebelahnya sudah tak lagi bisa dipakai karena dindingnya jebol dan atapnya bocor.

Sementara ruangan yang agak besar dijadikan ruang tengah dan dapur. Terdapat dipan di ruangan tersebut yang berfungsi untuk menyimpan barang-barangnya. 

Tak ada barang berharga yang dimilikinya. Hanya ada kasur lepek dan perabotan seadanya.

Untuk memasak, Mak I'ah menggunakan tungku yang bahan bakarnya dari kayu bekas.

Tempatnya bernaung dari panas terik dan hujan itu pun tanpa penerangan listrik.

Jika malam datang dan gelap mulai menyergap, hanya cahaya kecil dari sumbu lampu cempor yang menjadi sumber penerangan satu-satunya.

Cerukan di samping rumah menjadi satu-satunya sumber air untuk kebutuhan mandi, cuci dan kakus.

"Tapi, kalau sudah hujan airnya jadi keruh. Tapi, karena tidak ada lagi, jadi emak pakai saja," kata mak I’ah kepada Kompas.com, Rabu (13/5/2020).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com